Proses pemisahan CO2 dari gas alam mempunyai beberapa alternatif proses yang salah satunya adalah absorbsi dengan menggunakan solven DEA (dietanolarnin).
Solven inilah yang memisahkan CO2 dari gas masukan sehingga menghasilkan produk gas keluaran kolom absorber yang sesuai dengan yang diinginkan, ialah gas yang mengandung 4% mol CO2.
Perubahan kuantitas dan kualitas gas masukan menjadi faktor ketidakpastian yang akan menyulitkan dalam mempertahankan kualitas produk gas yang diinginkan, karena laju alir solven dan konsentrasi solven yang disirkulasikan kurang tepat dan kurang mampu mengantisipasi faktor ketidakpastian Estimasi berupa keperluan optimum dari laju sirkulasi dan konsentrasi solven dibuat agar kualitas produk dapat dipertahankan Salah satu upaya dalam mencari keperluan optimum adalah dengan membuat simulasi HYSIS Statis 3.1 dari proses tersebut sehingga faktor ketidakpastian ini dapat terantisipasi. Simulasi HYSIS Statis 3.1 ini akan dikembangkan untuk menghasilkan data-data yang bisa dilihat korelasinya. Korelasi yang ada ialah korelasi antara laju alir solven dengan % CO2 input pada konsentrasi solven tetap, korelasi a.ntara konsentrasi solven dengan % CO2 input pada laju alir solven tetap. Hasilnya akan dibuat secara visual berupa gratik.
Simulasi HYSIS Statis 3.1 akan memudahkan dalam pengontrolan solven DEA yang akan disirkulasikan karena hasil keperluan optimum ini akan dapat mengantisipasi perubahan yang rnungkin teljadi selama berjalannya proses. Simulasi ini menghasilkan dua kondisi keperluan optimum yang dapat digunakan, yaitu pada kondisi efisiensi tray operasi dan disain. Hasil simulasi ini juga dapat memperkirakan kondisi efisiensi tray operasi.
Hasil simulasi HYSIS Statis 3.1 dengan kondisi eiisiensi tray yang sudah disesuaikan menunjukkan pada kondisi operasi, keperluan optimum laju alir DEA ialah 250-725 gpm dan konsentrasi massa DEA ialah 12.5 - 28.2% Hasil ini dapat mempertahankan konsentrasi CO2 output sebesar 4% mol.