Pelabuhan Peti Kemas saat ini memegang peranan penting dalam perekonomian negara karena merupakan salah satu sumber pemasukan utnuk negara melalui bea Cukai. Dan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan perekenomian memiliki pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia yang terletak di Tanjung Priok yaitu Jakarta intemationat Container Terminal (JICT).
Proses bongkar muat merupakan pelayanan utama yang dilakukan oleh pihak JICT terhadap kapal yang bersandar. Pada proses ini digunakan fasilitas bongkar muat yaitu container crane, head truck dan transtainen Ketiga alat utama tersebut haruslah mencukupi dalam segi jumlah agar dapai memberikan pelayanan yang baik. Namun karena terbentur oleh jumlah fasilitas alat yang terbatas maka perlu diambil Iangkah bijaksana dalammenentukan jumlah fasilitas yang dipakai.
Untuk memecahkan masalah tersebut maka dilakukan suatu penelitian dengan menggunakan simulasi. Adapun data-data yang digunakan meliputi data waktu pelayanan bongkar muat peti kemas oleh container crane dan trarrstainer seria waktu tempuh head truck dari tepi dermaga menuju lapangan penumpukan dan sebaliknya Setelah itu data-data tersebut diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS untuk mendapatkan jenis distribusinya, waktu rata-ratanya serta standar deviasi yang dimilikinya. Selain data tersebut_ data lain yang dikumpulkan adalah data arus peti kemas yang terdiri dari bongkar dan mual. Setelah data-data tersebut diolah kemudian dimasukkan sebagai input dalam model simutasi ProModel. Kemudian model tersebut diveritikasi dan divalidasi untuk mengelahui apakah mode! tersebut mendekati sistem yang sebenarnya.
Akhirnya dari simulasi ini dapat diperoleh kombinasi yang terbaik dari jumlah fasilitas bongkar muat dalam melayani sebuah kapal yang bersandar dengan metode trial and error, yaitu kombinasi yang menggunakan 2 container crane, B head truck dan 3 transtainer. Kemudian hasil kombinasi dan waktu yang dihasilkannya digunakan sebagai acuan untuk menentukan jumlah tambatan yang diperiukan pada iahun 2005 dengan terlebih dahulu mengetahui arus peti kemas hasil peramalan pada tahun 2005. Dan didapatkan hasil bahwa pada tahun 2005 terminal ll JICT belum periu menambah jumlah tambatan dermaga.