Fenomena umum yang sering kita jumpai di Indonesia adalah rumah tinggal yang dihuni oleh keluarga multigenerasi di mana penghuninya terdiri dari lansia, anak, menantu, dan cucu. Bagi lansia, aspek fisik dan nonfisik yang terkandung di dalam rumah tinggal tersebut bisa berdampak positif pada kualitas hidupnya. Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan kebutuhan dan kepentingan dari setiap generasi memicu terjadinya konflik. Konflik pun bisa berpengaruh pada kenyamanan lansia untuk tinggal dan bergerak di dalamnya. Bila kenyamanan berkurang, maka rasa kepemilikan lansia terhadap rumah tinggalnya cenderung berkurang. Oleh karena itu, kebutuhan lansia akan teritori menjadi hal yang cukup penting untuk diwadahi dalam rumah tinggal keluarga multigenerasi.
Skripsi ini akan membahas peranan rumah tinggal keluarga multigenerasi dalam mewadahi kebutuhan teritori lansia, khususnya peranan rumah tinggal yang memungkinkan terbentuknya teritori lansia. Studi kasus dilakukan pada rumah tinggal yang dimiliki anak dan yang dimiliki lansia. Pembentukan teritori lansia dapat terlihat pada penyusunan dan penataan ruang, pemakaian ruang, serta kontrol ruang yang dilakukan oleh lansia. Selain itu, akan dibahas pula mengenai faktor pembentuk teritori lansia seperti kemunduran fungsi tubuh dan pandangan penghuni mengenai rumah tinggal multigenerasi. Temuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mendesain rumah tinggal lansia dimana aspek psikologis turut diperhatikan di samping aspek fungsional dan estetika.
In Indonesia, we can find the dwelling inhabited by multigeneration family that consist of the elderly, their children, and their grandchildren. Physical and nonphysical aspects of the dwelling can give positive influence for elderly's life quality. But, it can not be ignored that the needs of each generation can cause conflicts that influence the elderly's comfort in staying and moving in their own dwelling. Lack of comfort tends to decrease elderly's feeling of possession to their dwelling. So, the need of territory is important in multigeneration dwelling. The focus of this study is to discuss the role of multigeneration dwelling in fulfilling elderly's territorial need, specifically for the role of dwelling space in shaping this territory. The shaping of elderly's territories can be seen in the usage of the room and on the arrangement of furniture and rooms in the dwelling, exclusiveness of use, and control space. In addition, this study also explains the factors that shape territories such as the decrease on elderly's body function and conception of dwellers about multigeneration dwelling. Finally, this study provides suggestion on elderly dwelling design in which psychological aspects become the focus of attention beside functional and aesthetic aspects.