Pemandian khusus kaum adam atau yang lebih dikenal dengan nama spa pria, merupakan fenomena yang menjamur dalam masyarakat saat ini. Kehadiran spa ini diprakarsai oleh kemunculan pria metroseksual yang mempedulikan penampilan, seperti layaknya wanita. Gender yang sebelumnya dianggap hanya berupa pemisahan antara dua susunan utama, pria dan wanita, diperkaya dengan keberadaan kaum baru tersebut.
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana arsitektur dan gender berinteraksi dalam bangunan spa khusus pria, terutama ditinjau dari segi maskulinitas. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara pendekatan terhadap ruang arsitektural, manusia berkaitan dengan pengalaman ruang, dan aktivitas di dalamnya. Hipotesis dari skripsi ini adalah ternyata paradigma pemisahan gender antara pria dan wanita masih tetap tercermin dalam bentuk arsitektural spa. Pria masih memegang superioritas dalam ruang, sedangkan wanita senantiasa menjadi obyek superioritas tersebut.
The bathing for male, or well known as spa for male, is attractive phenomenon nowadays. This spa is motived by the new consumer role, metrosex male who likes to spend their day to take care of themselves in order to look fabolous and fashionable, just like a female. Gender, as well-known, is divided by two characteristics, male and female, and this metrosex male have varies the gender. The purpose of this writing is defining how architecture and gender related each other, specialy on masculinity. In order to observe that question, i'm using theory about architectural space, man and spatial experience. The paradigm of male-female separate sphere is still reflected in architectural spa design. While male are treated as superior in space, female remain as their object.