Kegiatan pemeliharaan merupakan salah satu faktor pendukung kelancaran operasi perusahaan. Agar kegiatan pemeliharaan dapat terlaksana dibutuhkan keterlibatan dari semua pihak untuk melakukan pemeliharaan. Hal ini untuk mengantisipasi gejala kerusakan lebih awal. Tindakan antisipasi paling awal, dapat dilakukan oleh operator, sebagai ujung tombak pemeliharaan. Metode ini dikenal dengan nama pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance). Pelakasanaan pemeliharaan mandiri memerluukan rencana induk sebagai panduan.
Perancangan rencana induk dimulai dengan penyebaran kuesioner ke pihak yang berkaitan dalam hal ini kelompok manajemen dan kelompok oprator untuk menganalisis kesiapan dan keinginan responden untuk menerapakn pemeliharaan mandiri. Sehingga dapat dihasilkan suatu rancangan pemeliharaan mandiri.
Maintenance activity is one of supporting factors to carry on company operation. Maintenance activity needs every single one to get involved during maintenance activity. In this way, maintenance departement could anticipated the breakdown earlier through the operator because operator is the key player to detect the breakdown earlier. This method known as Autonomous Maintenance. The implementation of Autonomus Maintenance need a masterplan as a guidance. Designing a masterplan started with the questionnare distribution to the top level and operator level. The questionnare is needed to analyze respondent willingness and company preparation to implemented the Autonomous Maintenance and to breed a masterplan design.