Pemborosan atau ketidakefisienan dalam industri farmasi di Indonesia merupakan masalah yang belum teratasi secara signifikan. Kendala yang sering terjadi adalah kondisi tata letak ruang produksi yang sulit untuk dipindahkan karena membutuhkan syarat-syarat udara dalam ruangan yang berbeda-beda. Sehingga membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang besar untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal. Banyaknya aktivitas non value added atau yang sering disebut dengan pemborosan (waste) dapat merugikan perusahaan, seperti transportasi bahan pada aliran proses produksi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemborosan (waste) pada industri farmasi adalah dengan mengadopsi teori produksi pada industri manufaktur yaitu Lean Production yang diimplementasikan dengan teori tata letak pabrik secara bersamaan. Sehingga pemborosan yang terjadi dapat dihilangkan dan menghasilkan output yang maksimal.
Waste or inefficiencies in the pharmaceutical industry in Indonesia is not yet solved the problem significantly. Constraints that often occurs is the condition of production space layouts that are difficult to move because it requires air conditions in the room different. So that takes a long time and huge costs to obtain maximum efficiency. The number of non-value added activities or who is often referred to as waste (waste) can hurt the company, such as transportation of materials on the production process flow. Efforts can be done to reduce waste (waste) in the pharmaceutical industry is to adopt the theory of production in manufacturing industries which are implemented Lean Production to the theory of plant layout simultaneously. Waste so that there can be removed and the maximum output.