Kesinambungan topik dalam wacana tulis ekspositoris bahasa Indonesia ragam jurnalistik dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek sintaktis dan semantis. Berdasarkan hubungan sintaktis, kesinambungan tersebut muncul dalam bentuknya sebagai anafora nol, pronomina persona, pronomina demonstrativa, frasa nominal takrif, dan frasa nominal tidak takrif yang referensial, sedangkan melalui hubungan semantis dapat dinyatakan dalam empat hubungan makna. Dari keempat hubungan makna tersebut, hubungan makna yang tertinggi pemunculannya adalah hubungan makna kesamaan, sedangkan ditempat kedua hubungan makna bagian keseluruhan. Hubungan makna ketercakupan pada urutan ketiga, dan terakhir hubungan ketumpangtindihan.
Sementara itu, hasil pengukuran terhadap kesinambungan topik secara kuantitatif menunjukkan bahwa pronomina demonstrativa merupakan penanda bahwa topik tersebut memi¬liki kesinambungan yang tertinggi; anafora nol di tempat kedua, diikuti frasa nominal takrif yang bersusunan beruntun netral di tempat ketiga, pronomina tidak berte¬kanan di tempat keempat, dan frasa nominal tidak takrif yang referensial di tempat terakhir. Hasil pengukuran ini tidak menentukan kualitas atau mutu wacana tersebut