Madras on Rainy Days adalah novel yang berlatar belakang budaya India yang kental dibumbui dengan berbagai konflik dan intrik keluarga. Banyak istilah dan ungkapan yang mengandung budaya India yang memerlukan anotasi pada terjemahannya. Metode yang digunakan penerjemah adalah eksotis, pinjaman kultural, chalque, komunikasi, idiomatis, dan adaptasi. Teknik yang digunakan adalah transposisi, modulasi, deskriptif, kontekstual, anotasi, baku, dan tidak memberi padanan. Ideologi yang dipilih adalah foreigniaation agar nuansa India yang merupakan keunggulan novel ini tetap terasa. Ideologi inilah yang memegang peranan penting pads penentuan padanan terjemahan. Anotasi dibagi atas dua belas kelompok, yaitu budaya, busana, sapaan, pekerjaan, jargon, bentuk dan ukuran, kendaraan, musim, jenis bahan, alat, onomatope, serta makanan dan minuman. Terjemahan bergantung pads metode, teknik, dan ideologi yang dipilih penerjemah. Sebagian besar anotasi mengandalkan konteks kalimat. Kendala utama penerjemahan novel ini adalah masalah ideologi. Konteks tertentu mengharuskan penerjemah menggunakan domestication alih-alih foreigniation. Hal ini memberi kesan bahwa penerjemah tidak konsisten. Meskipun demikian, hal ini tetap dilakukan demi kepentingan pembaca TSa.