UI - Tesis Open :: Kembali

UI - Tesis Open :: Kembali

Terjemahan beranotasi di dalam Bahasa Indonesia Novel Queen of Babble karya Meg Cabot

Tommy Andrian; Susilastuti Sunarya, supervisor; Rahayu S. Hidayat, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Terjemahan beranotasi adalah hasil penerjemahan yang disertai anotasi atau catatan yang memberikan penalaran logis terhadap alasan penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Selain untuk mengaplikasikan berbagai teori penerjemahan yang telah dipelajari semasa kuliah, terjemahan beranotasi merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan hasil terjemahan mandiri yang telah dilakukan. Penerjemahan mandiri dilakukan dengan berpedoman pada teori dasar penerjemahan yang setidaknya mencakup metode, prosedur, dan teknik.
Metode penerjemahan komunikatif dan idiomatis digunakan agar pesan dalam bahasa sumber yang sarat dengan muatan budaya dapat tersampaikan dengan baik. Pencarian padanan dalam proses penerjemahan dilakukan dengan membuka kamus, tesaurus, dan ensiklopedia, serta mengunjungi situs internet. Perbedaan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran mengakibatkan suatu kata, istilah, dan ungkapan tidak dapat diterjemahkan secara gamblang. Teknik penerjemahan, seperti: penjelasan tambahan (contextual conditioning), parafrasa, dan padanan budaya perlu diterapkan untuk mendapatkan padanan yang wajar dan berterima.

An annotated translation is a translation which is supported by annotations or notes with the purpose of delivering logical reasoning on the equivalence chosen. It does not only aim at the application of various theories formerly studied, but also at the the translator?s responsibility for the independent translation he or she has accomplished. The independent translation is carried out by referring to the basic theories of translation which consists at least of methods, procedures, and techniques.
Idiomatic and communicative translation were applied so that the target language message could be well-transferred. The search for equivalence in the translation has been done simply by looking up in dictionaries, thesaurus, and encyclopaedia, and visiting some websites on the internet. The difference between the source language and the target language culture makes a word, term, and expression, can not be explicitly translated. Thus, techniques of translation, such as: contextual conditioning, paraphrase, and cultural equivalent are deemed necessary in order to get a natural and acceptable equivalence.

 File Digital: 1

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Open
No. Panggil : T24452
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 191 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T24452 15-19-814974461 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20251252
Cover