Tesis ini membahas keadilan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma.Penelitian ini menggunakakan metode deskriptif analitik. Kajian sosiologi sastra digunakan dengan alasan Kalatidha dipandang sebagai teks yang diciptakan oleh pengarang sebagai bentuk usaha menanggapi realitas di sekitarnya, berkomunikasi dengan realitas, atau menciptakan kembali realitas itu. Kalatidha mengangkat persoalan keadilan dalam kisah-kisah di balik G 30 S/PKI tahun 1965 dengan cara metaforis yaitu sebagai 'dunia kabut', sebuah sisi suram dari peristiwa yang bersifat nasional. Pemerintah Orde Baru telah membuat narasi resmi tentang G 30 S/PKI; terhadap realitas sosial tersebut Kalatidha berfungsi sebagai penegasi.
This thesis studies about justice which is represented in Kalatidha, a novel by Seno Gumira Ajidarma. This research is using analytic descriptive method. The sociology of literature is used because Kalatidha as a text created by author as effort to answering of reality, communicating with reality, or re-create that reality. Kalatidha criticize the problem of justice behind G 30 S/PKI in 1965, by using metaphor. It is represented as a 'fog world', a dark side of national incident. New Order government had created official explanation about G 30 S/PKI; Kalatidha has a function as a negation of that social reality.