Studi sastra bandingan. terutama di Indonesia, belakangan ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Setidak-tidaknya, praktek-praktek sastra bandingan sebenarnya sudah sejak lama dilakukan --baik secara langsung maupun tidak-- para kritikus sastra Indonesia. Begitu banyaknya karya sastra asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing, memungkinkan orang mencoba membandingkan karya-karya tersebut. Perbandingan dua karya sastra atau lebih dari dua pengarang atau lebih yang berasal dari negara-negara yang berbeda itulah yang dimaksudkan sebagai sastra bandingan.
Mengingat begitu banyaknya rumusan mengenai konsep atau definisi sastra bandingan, maka tidak dapat dihindarkan terjadi nya berbagai rumusan atau konsep yang tumpang tindih. Di satu pihak. berbagai rumusan atau konsep itu saling melengkapi (komplementer) dan di lain pihak malahan cenderung mengacaukan. Sebagai usaha untuk mencoba "meluruskan" berbagai kecendrungan tersebut, diperlukan sejumlah contoh kasus sebagai semacam bentuk prkatek rumusan tersebut.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai persoalan yang muncul dalam studi sastra bandingan adalah perlunya memberi penekanan kembali pada persoalam metodologis dan pendekatan yang digunakan dalam praktek sastra bandingan. Dalam hal ini, mengingat sastra bandingan menyangkut masalah sosio budaya yang berbeda, maka analisis dalam studi sastra bandingan seyogyanya menggunakan pendekatan sosio-kultural. Lewat cara itulah, kemungkinan analsis dalam studi sastra bandingan dapat menangkap berbagai perbedaan sosio budaya yang melingkari diri pengarangnya masing-masing.