UI - Laporan Penelitian :: Kembali

UI - Laporan Penelitian :: Kembali

Keformulaikan teks Dendang Puah Dan Rebab Pesisir Selatan : Dua ragam Sastra Lisan Minangkabau

Suryadi; (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994)

 Abstrak

ABSTRAK
Tulisan ini memuat analisis tekstual dua ragam sastra lisan Minangkabau, yaitu dendang Pauah dan rebab Pesisir Selatan. Analisis tekstual ini difokuskan pada aspek kebahasaan teks kedua ragam sastra 1isan itu.
Tujuan analisis adalah untuk mengetahui aturan yang mengua­ sai penci ptaan teks sastra 1isan tersebut. Teks sastra lisan tersebut didendangkan oleh pendendangnya tanpa naskah dengan kecepatan dan ketepatan yang mengagumkan, padaha1 penciptaan itu tunduk pada aturan matra yang ketat. Oalam satu malam pertunjukan tercipta tidak kurang dari 2500-an baris. Mengingat panjangnya teks itu, mustahil ia diciptakan dengan teknik penghapalan. Lagi pula berdasarkan perbandingan hasil pertunjukan ragam yang sama (bahkan oleh pendendang yang sama pula), terlihat bahwa teks yang dihasilkan memiliki variasi. Ini menunjukkan bahwa proses pencip­ taan atau penggubahan teks itu bukan dengan cara penghapalan.
Secara teori, budaya ke1isanan adalah budaya mengingat(remembering), sedangkan budaya keberaksaraan terkait erat dengan penghapa1an (memorisasi). Oleh karenanya dapat diasumsikan bahwa dalam penciptaan teks sastra lisan yang panjang itu dengan kete­ patan dan ketepatan yang mengagumkan, tanpa naskah, tunduk kepada aturan matra yang ketat, pendendang memiliki "kunci" tertentu. Seorang peneliti, Albert B. Lord, telah membuktikan adanya "kunci" itu dalam penciptaan teks sastra lisan Yugoslavia; Kata­ nya, penciptaan teks satra lisan tersebut oleh para gus7ar (pendendang sastra 1isan di Yugos1avia) dituntun oleh formu1a tertentu. Ia merumuskan formu1a itu sebagai "seperangkat unsur bahasa yang siap pakai yang secara teratur digunakan dalam kon disi matra yang sama untuk mengungkapkan ide yang hakiki."
Teori tersebut diaplikasikan dalam analisis terhadap teks dendang pauah dan rebab Pesisir Selatan. Hasil analisis itu membuktikan bahwa baik dalam teks dendang Pauah yang berbentuk pantun, maupun teks rebab Pesisir Selatan yang berbentuk prosa liris terdapat formula yang menjadi pedoman pengubahan bagi pendendangnya. Formula tersebut terdapat pada tataran kouplet, kelompok baris yang berpasangan, satu baris, dan bagian baris (tingkat frasa, klausa, kata, dan suku kata).
Pada teks dengan Pauah, intensitas pengoperasian formula itu tinggi dalam baris-baris sampiran; banyak ditemukan konstruksi (bagian) baris sampiran yang sama yang dipasangkan dengan baris-baris isi yang berbeda-beda. Pada teks rebab Pesisir Selatan operasional formula itu tampak pada keseluruhan baris dengan satu pola formula. Jadi, dalam masyarakat niraksara, tidak ada teks atau wacana yang baku. Penyelamatan dan pentransformasian hasil budaya dalam masyarakat niraksara sangat tergantung kepada keformulaikan wacana.

 File Digital: 1

Shelf
 LP-Suryadi-Keformulaikan Teks Dendang Pauah dan Rebab Pesisir Selatan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Laporan Penelitian
No. Panggil : LP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
Sumber Pengatalogan LibUI ind rda
Tipe Konten text
Tipe Media computer
Tipe Carrier online resources
Deskripsi Fisik iii, 38 pages : illustration
Lembaga Pemilik Universitas Indonesia
Lokasi Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
LP-pdf 09-19-156906053 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20272090
Cover