Dalam perrkembangan islam, wilayah pantai utara pulau Jawabagian barat pada mulanya dihuni oleh penduduk yang berbahasa ibu bahasa Sunda, tetapi secara perlahan- lahan masuk juga sebagian masyarakat yang berbahasa ibu bahasa Jawa. Pengaruh bahasa
Jawa terhadap masyarakat Sunda yang berdiam di daerah dataran tinggi., mungkin telah terjadi pada masa sebelum Islam. Istana Cirebon dan Banten mcrupakan pusat kebudayaan
Jawa di wilayah budaya Sunda selama abad kc-17-8.
Pada masa awal perkembmgannya, agama Islam di Jawa Barat menjadikan Cirebon sebagai pusat penyiarannya. Pada abad ke-15-6, kaum MusIim di Jawa toiah memperoleh
kedudukan yang kokoh. Kekuasaan politik beralih ke beberapa pusat niaga di daerah pesisir utara di Jawa, sejak Surabaya di timur sampai Banten di Barat,
Di daerah-daerah ini pambaruan sastra pun berkcmbang di bawah pengaruh Islam;
jenis sastra itu disebut Sastra Pasisir. Naskah sastra Pasisir panama kali dikenal dunia
ilmiah berkat penelitian mengenai kesusastraan tasawuf Islam-Jawa pada awal masa Islam
di Jawa. Sebagian besar sastra Pasisir sebelah barat, ditulis pada abad ke-17-8 di Cirebon
dan Banten, wilayah berbahasa Sunda. Pada waktu itu di daerah-daerah tensebut para penulis belum lama berkenalan dengan aksara
Jawa Barat.`Langgam bahasa sastra Pasisir sebelah barat ada kalanya dipakai penulis yang mempunyai latar belakang yang berbahasa Sunda.
Salah satu karya pasisir yang dihasilkan Cirebon adalah sejumlah karya yang disusun oleh sebuah kolompok kerja di bawah pimpinan Pangeran Wangsakerta. Naskah- naskah yang muiai ditemukan pada awal tahlm 1970-an itu sampai sekarang sudah di- temukan seberlyak 50 buah. Berdasarkan judulnya, naskah-naskah Pangeran Wangsakerta dapat dipilah menjadi lima kelompok yang masing-masing merupakan rangkaian karangan.
Tiap kelompok naskah terdiri atas beberapa jilid (buku) yang berlainan. Kelima kelompok
itu adalah (1) Pustaka Nagarakretabhumi, (2) Puslalca Dwipantaraparwa, (3) Pustaka
Pararatwan i Bhumi Nusantara, (4) Pustaka Rcgyarqgvai Bhumi Nusantara, dan (5)
Pustalm Car-ita Parahyangani Bhumi Jawa Kulwan