ABSTRAKPenelitian ini berkisar pada masalah strategi adaptasi yang dikembangkan oleh masyarakat denqan latar kebudayaan yang dikenal dengan nama kebudayaan Lapita. Masyarakat ini mendiami wilayah pantai-pantai Oceania. Dengan bertumpu pada sumberdaya laut mereka menjadikan kerang sebagai pangan utamanya. Persoalannya adalah bagaimana mereka menyelenggarakan hidupnya dengan musim-musim yang berganti sepanjang tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang baqaimana upaya adaptasi masyarakat Lapita menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pergantian musim.
Untuk memperoleh pengetahuan tentang bagaimana strategi adaptasi masyarakat Lapita, penelitian ini menggunakan metode analogi etnografi. Etnik yang' dipilih adalah suku Anbarra
yang hidup dengan lingkungan yang sama dan Cara hidup yang berpindah-pindah dan senantiasa bergantung pada musim berkembang biaknya kerang.
Melalui pengamatan pada cara hidup suku Anbarra ini diperoleh hasil bahwa:
Pendukung budaya Lapita mengembangkan strategi adaptasi dengan memperhatikan pergantian musim dan berkembang biaknya sejumlah moluska tertentu. Selain moluska mereka juga memanfaatkan sumber lain (nabati dan hewani) sebagai pilihan pangan.
Etnik lain yang juga dapat dipertimbangkan dalam memahami cara hidup masyarakat Lapita adalah hasil penelitian Bintarti terhadap komunitas nelayan di pantai Lewoleba. Rupanya mereka juga mengembangkan strategi adaptasi yang serupa dengan suku Anbarra.