ABSTRAKSetelah lahir Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, bermunculanlah berbagai perkumpulan, di antaranya Paguyuban Pasundan pada tanggal 20 Juli 1913. Perhatiannya ditujukan kepada golongan penduduk dan daerah Pasundan (Jawa Barat). Sampai awal tahun 1920-an, gerakan nasional di Indonesia masih diwarnai oleh perkumpulan -perkumpulan yang bersifat kedaerahan (lokal).
Pada tahun 1925 konsep nasionalisme Indonesia yang didalamnya terkandung ide persatuan nasional, yang dirumuskan oleh Perhimpunan Indonesia, akhirnya masuk ke Indonesia baik melalui para bekas anggota PI yang kembali ke tanah air maupun majalahnya yaitu Indonesia Merdeka. Di Indonesia, ideologi nasionalisme Indonesia itu terus dipropagandakan oleh para bekas anggota PI yang tergabung dalam kelompok-kelompok studi di antaranya Hlqemeene Studieclub di Bandung lewat rapat-rapat tertutup maupun terbuka. Setelah Partai Nasional Indonesia (PNI) lahir pada tahun 1927, propaganda itu dilakukan oleh partai baru itu. Sebagai realisasi dari ideologi baru itu, pada akhir tahun 1927 didirikan badan federatif partai-partai politik dengan nama Permufakatan Perhimpunan-perhimipunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Adanya wawasan lokal di satu pihak dan masuknya wawasan nasional di lain pihak, menimbulkan permasalahan, bagaimanakah sikap Paguyuban menanggapi ideologi itu.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan di atas dan hasil penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan untuk penulisan sejarah pergerakan nasional khususnya dan sejarah Indonesua umumnya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, dilakukan penelitian yang menggunakan metode sejarah yang melalui empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Dari penelitian dapat disanpaikan hasilnya sebagai berikut. Paguyuban Pasundan terpengaruh dan menerima ideologi barn itu, wawasannya tidak lagi lokal, tetapi menjadi nasional. Oleh karena itu Paguyuban Pasundan mau bergabung dalam badan-badan federatif yang dibentuk seperti PPPKI dan ikut serta dalam perjuangan mencapai Indoneeia merdeka bersama-Sana perkumpulan lainnya.