UI - Tesis (Open) :: Kembali

UI - Tesis (Open) :: Kembali

Pendayagunaan lembaga restitusi pada perkara tindak pidana perdagangan orang di Indonesia

Rizvan Imanuddin; Surastini Fitriasih, supervisor; Mardjono Reksodiputro, examiner; Ignatius Sriyanto, examiner (Universitas Indonesia, 2011)

 Abstrak

Perdagangan orang mengakibatkan korban mengalami penderitaan baik fisik,
psikis, ekonomi dan sosial. Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(UUPTPPO), diharapkan penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan
orang dapat lebih efektif. Konsep pertanggung jawaban ganti kerugian juga telah
diatur sebagai aspek penting dalam penegakan hukum. Namun dalam prakteknya,
putusan (vonis) perkara tindak pidana perdagangan orang jarang memuat restitusi.
Hal ini dipengaruhi oleh belum jelasnya prosedur pengajuan restitusi bagi korban
tindak pidana perdagangan orang dan beberapa faktor kendala lainnya. Penelitian
ini menggunakan penelitian yuridis-empiris. Dalam memperoleh data, dilakukan
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dalam bentuk wawancara dengan
informan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa prosedur pengajuan
restitusi pada perkara tindak pidana perdagangan orang diatur secara tersendiri
dalam UUPTPPO dan juga mengacu kepada KUHAP kecuali ditentukan lain oleh
UUPTPPO. Kendala-kendala dalam pendayagunaan lembaga restitusi pada
perkara tindak pidana perdagangan orang dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu : a. faktor peraturan perundang-undangan; b. faktor sumber daya
manusia (SDM) para penegak hukum; dan c. faktor kesadaran hukum korban.
Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mendayagunakan lembaga restitusi
pada perkara tindak pidana perdagangan orang yaitu: ketentuan mengenai restitusi
pada UUPTPPO perlu direvisi, dibuatkan peraturan-peraturan pelaksanaan
mengenai prosedur pengajuan restitusi oleh masing-masing lembaga penegak
hukum, peningkatan kualitas SDM para penegak hukum, koordinasi dan
kerjasama yang baik dengan negara tempat tujuan perdagangan orang, sosialisasi
kepada masyarakat terutama para korban mengenai tindak pidana perdagangan
orang dan masalah restitusi, peran serta masyarakat dalam memberikan bantuan
hukum kepada korban dan pengawasan kepada para penegak hukum.

Abstract
Trafficking in Person has caused the victims to suffer physically, psychologically,
economically, and socially. After the effectiveness of the Law No. 21 of the year
2007 on Combating against the Criminal Acts of Trafficking in Person
(UUPTPPO), it is expected that the law enforcement towards the criminal acts of
Trafficking in Person can be more effective. The concept of compensation
liability has also been governed as an important aspect in law enforcement.
However in the practice, the decision (the verdict) of the Trafficking in Person
criminal act case rarely contains restitution. This is caused by the unclear
procedure to file restitution for the victims of Trafficking in Person ciminal acts
and other obstacles. This research used the judicial-empirical research. In
obtaining data, library research and field research in a form of interview with
informants have been conducted. From the research results obtained, it is
concluded that the procedure of filing restitution in the case of Trafficking in
Person criminal acts is governed separately in UUPTPPO and also refers to
KUHAP (Penal Code) except otherwise determined by UUPTPPO. The obstacles
in the empowerment of the restitution institution in the case of Trafficking in
Person criminal acts could be classified in 3 (three) groups: a. laws and
regulations factor; b. human resources of law enforcers factor; and c. victims?
legal consciousness factor. The efforts which must be done to empower the
restitution institution in the case of Trafficking in Person criminal acts are to
revise the provisions on restitution in UUPTPPO, to make the implementation
regulations on the procedure of filing restitution by each law enforcement
institution, to increase the human resources quality of the law enforcers, to
coordinate and cooperate well with the country destination of the Trafficking in
Person, to introduce the Trafficking in Person criminal acts and restitution issues
to the society, especially the victims, and to involve the society in giving legal
aids to the victims and in supervising the law enforcers.

 File Digital: 1

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis (Open)
No. Panggil : T29315
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Universitas Indonesia, 2011
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : volume
Deskripsi Fisik : xii, 151 pages ; 30 cm+ lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T29315 15-17-818817834 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20273526
Cover