Usia remaja akhir merupakan masa yang kritis dalam perkembangan konsep diri. Pengalaman child abuse merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terbadap terbentaknya konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengalaman child abuse dengan konsep diri pada remaja akhir. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan studi cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah stratified sampling pada 91 responden di SMA Negeri 39 Jakarta, dengan instrumen berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pengalaman child abuse dengan konsep diri pada remaja akhir (p=0,000; α=0,05). Peneliti merekomendasikan kepada keluarga, institusi pendidikan, dan pelayanan keperawatan untuk menyedialcan lingkungan yang bebas dari child abuse agar remaja dapat membentuk konsep diri positif.
Late-adolescence is a critical time in self-concept development. The experience of child abuse is one of many factor that can influence the formation of self-concept. This study aimed to identify child abuse experience related to self-concept in late-adolescent. This research used descriptive correlation design with a cross sectional study. Sampling method used stratified sampling in 91 respondents in SMA 39 Jakarta, using questionnaire as the instrument. The results showed a correlation between experience of child abuse with late-adolescent's self-concept (p=0.000, α=0.05). Researchers recommend to families, educational institutions, and nursing services to provide a safe environment from child abuse so that teenagers can construct a positive self-concept.