Wanita yang akan menghadapi persalinan mengalami kecemasan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan antara lain pengalaman melahirkan, lingkungan, dukungan suami atau keluarga, dan lain-lain. Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa ibu bersalin yang mendapat dukungan suami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan memperlancar proses persalinan. Pada umumnya rumah sakit atau rumah bersalin di Indonesia tetap mempertahankan pola lama dengan melarang para suami untuk menunggui istrinya pada saat bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecemasan antara ibu bersalin yang ditunggui suami dan yang tidak ditunggui suami di ruang kebidanan RS Islam Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan convenience sampel, yang diambil sebagai responden adalah ibu postpartum sebesar 40 orang (20 orang yang ditunggui suami dan 20 orang yang tidak ditunggui suami). Analisa data menggunakan uji T beda 2 mean untuk menggambarkan kecemasan ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami, dan hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan kecemasan yang bermakna antara ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami (T = 3,087; p < 0,05). Sebagai tindak lanjut penelitian ini direkomendasikan untuk melakukan penelitian tentang prilaku suami saat menunggui istri yang akan melahirkan, apakah hal ini dapat mempengaruhi penurunan kecemasan dan memperlancar proses persalinan.