"Setelah tahun 1970-an terjadi perkembangan penting dalam epistemologi dan filsafat ilmu pengetahuan yang oleh Stephen Cole disebut dengan ""relativism_conlruclivism "" atau disebut juga dengan ""social c'onstrucllvism "" (Cole, 1993: 33-35). Paradigma. Konstruktivisme mengakui peran fakta dan pengamman dalam mengonstruksi ilmu, akan tetapi fakta tidak ditemukan begitu saja. Fakta itu sendiri adalah basil konstruksi kita, konstruksi paradigma (Kuhn) atau konstruksi skema fonseptual (Putnam) atau perspektif yang kita gunakan. Paradigma, kerangka konseptual atau perspektif yang kita gunakan untuk menghampiri suatu fenomena akan signifikan membentuk jawaban dan makna yang kita amati, tidak peduli apakah kita bersifat obycktif atau tidak. Setiap paradigma, perspektif dan kerangka konseptual, secara pasti, membimbing teorisasi kita, pengamatan dan penelitian kita, jalan pikiran kita tentang proses dan fenomena alam yang kita teliti. Berlo mengemukakan bahwa manusia tidak menemukan realitas, melainkan mereka mengonstruksinya (Berlo, 1960: 2). Pemikiran tokoh konstruktivis: Jean Piaget, Albert Bandura, John R. Searle, Quine, dan Hillary Putnam yang secara khusus dibahas pada bab ini dapat jelaskan secara ringkas sebagai berikut:"