Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penataran dan uji kompetensi apoteker (PUKA) serta hubungan karakteristik peserta, metoda dan media terhadap peningkatan ilmu pengetahuan kefarmasian, hasrat untuk berubah sikap, kemampuan mempraktekan ketrampilan dan kemampuan menerapkan konsep baru setelah mengikuti PUKA pada periode Oktober sampai dengan Desember 2008. Penataran dan uji kompetensi Apoteker diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) bekerja sama dengan perguruan tinggi farmasi (PTF) sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi profesi Apoteker di Indonesia.
Metoda penelitian adalah deskripsi kuantitatif menggunakan rancangan cross section dengan sampel 380 Apoteker peserta PUKA berasal dari Bandung, Jakarta, Surabaya dan Bandar Lampung. Untuk melihat pengaruh PUKA terhadap peningkatan ilmu pengetahuan kefarmasian digunakan rancangan penelitian pra - experiment one group pretest and posttest terhadap peserta PUKA dari Jakarta. Data diperoleh dari kuesioner yang dikembalikan oleh peserta kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan distibusi frekuensi, uji Chi Square dan uji t (t-test). Juga dilakukan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, peserta PUKA memperoleh manfaat terhadap peningkatan ilmu pengetahuan perundang-undangan, farmakoterapi, standar pelayanan kefarmasian dan komunikasi informasi. Tidak ada perbedaan antara umur, pekerjaan dan lokasi PUKA terhadap pendapat peningkatan ilmu pengetahuan, meningkatkan hasrat untuk bersikap lebih baik. PUKA meningkatkan pendapat peserta terhadap penerapan praktek ketrampilan dan penerapan konsep baru serta memberikan perbedaan yang bermakna.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara metoda dan media PUKA terhadap pendapat peserta dalam peningkatan ilmu pengetahuan, hasrat untuk berubah, mempraktekan ketrampilan dan menerapkan konsep baru. Peserta yang berusia diatas 35 tahun, peserta wanita dan peserta yang lama lulus lebih dari 10 tahun memperoleh manfaat yang lebih besar terhadap peningkatan ilmu pengetahuan kefarmasian. Peserta diskusi kelompok terarah (DKT) merasa memperoleh banyak manfaat dari penyelenggaraan PUKA.
The aim of this research was to evaluate the PUKA opinion of participants towards the increase in pharmaceutical science, the desire to change the attitude, the capability to practice the skills and the capability to applied the new concept after the PUKA period in October to December 2008. PUKA was held by the Indonesian Pharmacist Association (ISFI) co-operated with the pharmacy higher education (PTF) as efforts to increase the pharmacist's competence. The method of this research is quantitative description by using cross sections with the sample 380 participants came from Bandung, Jakarta, Surabaya and Bandar Lampung. The research pre-experiment one group to 110 participants in the Jakarta territory that followed pretest and posttest was to know the PUKA influence on the increase in pharmaceutical sciences. The data was received from participants who returned the questionnaire afterwards was statistically used the analysis frequency distribution, Chi Square test and the t-test. Results of the research concluded that participants PUKA received the benefit of the increase in legislation science, pharmacotherapy, the standard of the pharmaceutical service and information communication. There was no difference between the age, the work and the PUKA location towards the increase opinion in science, increased the desire to have a better attitude. PUKA increased participants's opinion towards the application of the practice of skills and the application of the new concept as well as gave the significant difference. There was no significant difference between the method and the media towards participants's opinion in the increase in science, the desire to change the attitude, practiced the skills and applied the new concept. Participants were above 35 years old, the woman and participants that graduated more than 10 years received the benefit towards the increase in pharmaceutical science. Participants focused group discussion (DKT) felt received many benefits from PUKA.