Kehadiran janur dalam ruang pernikahan Yogyakarta merupakan fenomena kebudayaan yang menarik dikaji melalui pendekatan arsitektur. Hal ini dikarenakan kehadiran janur merupakan elemen penting pelipatan (fold) ruang keseharian menjadi ruang pernikahan. Dengan mengacu pada fold Deleuze, fold janur dapat ditemukan dalam ruang, materi, dan objek janur. Janur menghasilkan fold peleburan antara ruang dalam-luar maupun ruang publik-privat dalam konteks ruang hunian tradisional maupun modern. Sedangkan folds dalam objek membentuk proporsi janur sebagai representasi kolom temporer oleh foldspertumbuhan dalam materi pembentuknya. Ketiga folds tersebut saling terkait menghasilkan pelipatan ruang dengan kolom organik-temporer sebagai elemen pengidentifikasi. Pendekatan folds dalam ruang pernikahan Yogyakarta menunjukkan bahwa kebudayaan Yogyakarta bersifat terbuka.
The presence of janur in Yogyakarta wedding ceremony is an interesting culture phenomenon of architecture studies approach. Due to the presence of janur as an important element in folding everyday space to ceremonial place. According to Deleuze, fold could not only be founded in space, but also in janur by object and its matter. The presence of janur generates either folded space as continuity of inside-outside and public-private space, likely in the context of traditional and modern everyday space. While folds in object pose a proportional system as a representation of a temporary growth folds column. The folds are related as generating folded space by identification elements, organic-temporal columns.The approach of fold in Yogyakarta wedding ceremony place points out Yogyakarta?s culture is overt.