Lingkungan stasiun radio FM di Jakarta yang padat, waktu siaran dan segmentasi khalayak sasaran yang relatif * serupa, pemilihan prime time yang hampir seragam menyebabkan terjadinya kompetisi. Dengan menggunakan teori Niche, penelitian ini mencoba melihat seberapa ketat kompetisi yang terjadi antar 10 stasiun radio FM berdasarkan format siaran musik (elemen isi) sebagai salah satu sumber kehidupan stasiun radio yang cukup signifikan. Format siaran yang ditelaah, diambil dari log siaran bulan Maret 1992 dan 1993.
Hasil penelitian menunjukkan delapan dari sepuluh stasiun radio FM di Jakarta mengaplikasikan format Top 40 dengan masing-masing variasinya. Kecenderungan yang mewarnai pola siaran musiknya adalah lebih besarnya persentase penyiaran lagu asing dibanding lagu Indonesia dan nilainya semakin bertambah pada tahun 1993. Hanya satu stasiun radio, stasiun Terminal Musik Indonesia yang persentase penyiaran lagu Indonesianya besar, TMI sama sekali tidak memperdengarkan lagu asing. bahkan stasiun radio Relevansinya jelas terlihat dari sifat spesialis yang dimiliki oleh 9 dari 10 stasiun radio pada tahun 1992 dan seluruh stasiun radio pada tahun 1993. Sifat spesialis ini mencirikan sangat tergantungnya stasiun radio FM di Jakarta terhadap satu jenis lagu tertentu.
Kecuali stasiun TMI, kecenderungan stasiun radio lain terhadap lagu asing cukup tinggi dan semakin meningkat pada tahun 1993. Sementara itu kompetisi yang terjadi dalam memperebutkan jenis lagu asing cukup ketat, karena nilai niche overlap yang diperoleh cenderung di bawah nol. Tahun 1992 kompetisi terketat terjadi pada 9 pasang stasiun radio dan melibatkan 6 stasiun radio yang tergolong peringkat atas dari sudut perolehan pendengar. Pada tahun 1993 jumlah ini meningkat menjadi 17 pasang dan melibatkan 8 stasiun radio. Hal ini mengindikasikan semakin padat dan kompetitifnya ruang kehidupan stasiun radio FM di Jakarta.