Pers orde Baru dapat dikatakan sebagai tempat "penitipan" kepentingan tiga komuni tas, yaitu pemerintah, pengusaha media, dan masyarakat. Masyarakat menitipkan kepentingannya memperoleh informasi, menyalurkan aspirasi
politik, dan menjadikan pers sebagai kontrol sosial. Pengusaha berkepentingan agar produk pers laik pasar dan mendukung akumulasi modal. Sementara itu pemerintah berke pentingan agar pers menjadi agen pembangunan dan modernisasi. Dalam kenyataann pers yang ingin bertahan hidup harus mampu menyeimbangkan ketiga hal itu. Kenyataannya,
posisi pers dan kedua institusi lainnya terutama pemerintah-
tidaklah seimbang. Pemerintah yang berada pada posisi
berkuasa dan pers yang berada pada posisi dikuasai seringkali
sama-sama menghadapi kesulitan serius ketika terjadi kasus pemberitaan yang memiliki bobot politik tinggi. Ketika media massa tidak "mampu" memberitakan permasalahan tersebut, kehadiran kartun menjadi lebih bermakna. Dengan menggunakan unsur humor, kartun mampu menggambarkan situasi yang mungkin sukar disampaikan lewat tulisan.
Komik strip Panji Koming adalah salah satu bentuk
kartun: Ia muncul setiap hari Minggu di harian Kompas.
Dengan setting kerajaan Majapahit dan penyajian yang halus,
penuh dengan simbol implisit, komik strip ini mencoba mengungkapkan
segala permasalahan sosial politik yang terjadi di Indonesia.
Skripsi berjudul "Tingkat Pemahamam Mengenai Komik Strip Panji Kerning" ini, hendak melihat sebeDapa jauh mahasiswa memahami , komik srip yang penuh dengan lambang tersirat, ini. Penelitian ini juga melihat apakah perbedaan fakultas, tingkat minat terhadap masalah sosial politik, aktif
tidaknya responden di organisasi, tingkat pengenaan media dan pemanaatannya sebagai arana informasi sosial politik, dan juga kefamiliaran terhadap budaya Jawa, berpengaruh pada pemahaman mereka mengenai komik strip ini. Untuk itu dilakukan penelitian dengan me ode survei dimana informasi diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.