Kemunculan berbagai televisi swasta menyebabkan timbulnya semacam persaingan di antara televisi swasta dalam hal merebut perhatian dan minat penonton. Berbagai cara dilakukan untuk menarik hati penonton, antara lain dengan menyiarkan berbagai acara yang kiranya disukai para penonton. Salah satu acara yang tampaknya cukup disukai itu adalah sinetron. Sinetron Si Doel Anak Sekolahan merupakan satu di antara sinetron yang cukup sukses menarik perhatian penonton. Sinetron SDAS ini beberapa kali meraih rating tertinggi dalam meraih jumlah penonton. Keadaan ini menarik untuk diamati Iebih jauh, terutama karena sinetron ini menyajikan cerita dengan menggunakan latar atau setting kebudayaan Betawi, yang kemudian menimbulkan banyak komentar. Ada yang menganggap apa yang ditampilkan dalam SDAS itu sesuai dengan realitas dalam masyarakat Betawi, ada pula yang tidak. Pertentangan pendapat itu menimbulkan pertanyaan lebih jauh mengenai bagaimana sebenarnya SDAS menggambarkan budaya Betawi, sejauh mana is menggambarkan budaya tersebut. Pertanyaan-pertanyaan itu mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Hal lain yang juga menjadi alasan dilakukan penelitian ini adalah karena kelebihan yang dimiliki televisi dari media lain menyebabkan pesan yang disampaikan televisi mempunyai kecenderungan membuat penonton, khususnya anak-anak, percaya dan menganggap hal tersebut sesuai dengan kenyataan atau realitas. Padahal, belum tentu pesan yang disampaikan itu sesuai dengan realitas yang ada. Untuk melihat kesesuaian antara realitas dalam sinetron dengan realitas budaya Betawi, digunakan kerangka pemikiran yang didasarkan pada teori Model Komunikasi Gerbner. Model tersebut dianggap cukup tepat sebab dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Menurut model tersebut, terdapat dua bentuk realitas yang terjadi dalam proses komunikasi. Realitas pertama, yaitu realitas yang ada dan dialami atau dilihat oleh seseorang. Sedangkan realitas kedua yaitu hasil persepsi atau pengamatan terhadap realitas pertama yang disampaikan kepada orang lain. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian analisis isi kualitatif. Alasannya, karena peneliti ingin mengetahui secara lebih dalam bagaimana kualitas sebuah isi pesan. Analisis isi kualitatif dalam hal ini dianggap mampu memberikan hasil pengamatan yang lebih luas terhadap penelitian ini. Objek penelitian ini adalah sinetron Si Doel Anak Sekolahan bagian pertama (SDAS I). Unit analisisnya adalah segala aspek yang memperlihatkan bentuk budaya Betawi, secara umum terbagi dua, yaitu dalam bentuk data verbal (dialog dan lagu tema) serta data non verbal (adegan, setting, tema). Data dikumpulkan melalui pengamatan dengan menonton sinetron SDAS I dalam bentuk video sehingga bisa dilakukan berulang kali. Datadata yang dikumpulkan adalah keseluruhan unit analisis (data verbal dan non verbal). Data akan dianalisis dengan menggunakan model umum komunikasi Gerbner sebagai kerangka berpikir, dengan metode perbadingan, dimana data yang diperoleh dari sinetron akan diperbandingkan dengan data standar. Sebagai standar perbandingan antara realitas dalam sinetron SDAS dengan realitas dalam budaya Betawi, akan digunakan konsep tujuh unsur budaya universal, dalam hal ini tujuh unsur budaya Betawi, serta nilai-nilai dalam budaya Betawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Gerbner memang tepat digunakan dalam penelitian ini. Dari sana diketahui bahwa gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I sebagian ada yang sesuai dengan realitas yang ada, sebagian tidak. Dengan demikian tepat yang disebutkan Gerbner bahwa realitas kedua (R2 atau realitas sinetron SDAS I) tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas pertama realitas Betawi). Dalam beberapa hal, penggambaran budaya Betawi dalam SDAS I ada yang sesuai namun ada pula yang tidak sesuai dengan realitas yang ada. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas Betawi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekurang-sesuaian itu, antara lain adalah pengaruh sifat komersil dari sinetron, serta persepsi, pengetahuan dan pengalaman pihak pembuat.