UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Representasi Keluarga Multikultural dalam Tayangan Anak di Televisi (Studi Kasus Tayangan Teletubbies) = The Representation of Multicultural Family in Children Television Program (Case Study Teletubbies)

Pudji Tri Wachyuni; Askariani B. Hidayat, supervisor; Mangiang, Masmimar, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Derasnya arus informasi membuat televisi berlomba-lomba menayangkan program acara yang memikat hati pemirsanya. Mulai dan program untuk dewasa hingga program televisi yang ditujukan untuk balita sekalipun. Teletubbies merupakan tayangan yang khusus dirancang untuk anak usia dini. Film rekaan Anne Wood dan Andrew Davenport ini pertama kali muncul tahun 1997. Sejak kemunculannya Teletubbies terus melaju tinggi. Seratus dua puluh negara di dunia menyiarkan serial anak-anak ini. Ada yang menganggap bahwa Teletubbies merupakan salah satu program televisi anak yang menunjukkan bahwa rangsangan posmodernis secara perlahan dimasukkan ke dalam budaya anak-anak. Ada juga sumber-sumber yang beranggapan bahwa dibalik kelucuan empat boneka yang menjadi tokoh sentral tayangan ini, ada misi-misi tertentu yang tersirat. Pendeta Jerry Fallwell berpendapat bahwa Tinky Winky tokoh Teletubbies yang berwarna ungu adalah representasi dari gay. Tidak hanya soal Tinky Winky yang gay. Ketiga tokoh Teletubbies yang lain juga disebut-sebut mewakili golongan-golongan tertentu. Dipsy seorang laki laki kulit hitam., Laa Laa mewakili kaum feminis dan Po keturunan Cina. Lebih jauh ada yang beranggapan bahwa ada misi kaum multikulturalis dalam tayangan Teletubbies. Kini tayangan Teletubbies dapat disaksikan pula oleh anak-anak Indonesia. Teletubbies ditayangkan di stasiun televisi Indosiar. Selain itu, Teletubbies juga diperjualbelikan dalam bentuk cakram padat (VCD). Dalam tayangan Teletubbies, keempat tokoh yang multi warna ini hidup bersama sebagai satu keluarga tanpa orang tua. Dalam Kerangka Pemikiran, peneliti akan mengungkap soal konsep multikultural, termasuk di dalamnya sekilas mengenai golongan homoseksual, orang kulit hitam, wanita dan keturunan Cina. Selain itu peneliti juga akan membahas soal pendidikan multikultural, keluarga multikultural dan terakhir soal anak dan televisi. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan metode semiotika Pierce dengan menganalisa gambar dan suara dalam adegan-adegan Teletubbies. Ada sembilan adegan dalam tayangan Teletubbies yang diteliti. Hasil analisis semiotika yang dilakukan adalah bahwa anggota keluarga multikultural Teletubbies terdiri dari homoseks, laki-laki keturunan afro amerika, wanita kulit putih dan wanita keturunan Cina. Dalam hubungan diantara anggota keluarga multikultural ini, digunakan komunikasi yang efektif dengan menerapkan POSITIVE, yakni Positiveness, Openness, Supportiveness, Interest, Truthfulness, Involvement, Value dan Equality. Sementara untuk komunikasi dengan lingkungan di luar keluarga digunakan sistem terbuka. Tayangan Teletubbies menampilkan empat tokoh multikultural dalam satu keluarga yang harmonis. Hal tersebut menunjukkan bahwa walau berbeda mereka dapat hidup berdampingan secara damai.

TV Stations are racing to make favorite TV programs. From programs for adult only to programs for children or even toddlers. Teletubbies is a TV program that is special designed for toddlers. This Anne Wood and Andrew Davenport program was first shown in 1997. From the beginning, Teletubbies became very popular and until now 120 countries have broadcasted this toddler program. Our children also watch Teletubbies in Indonesia. They watch it in Indosiar TV station or through VCD which can be bought in many stores. Some people think that with Teletubbies, the stimulus of postmodern concept is firmly infiltrated into children's culture. Others say that behind the cuteness of the main characters, there are some missions implemented in this show. A priest named Jerry Fallwell thinks that Tinky Winky, the purple character of Teletubbies is a gay. Not only about Tinky Winky, some people think that the three other characters represent certain nature. Dipsy is black, Laa Laa is a feminist and Po is a Chinesse. Further, some belief that there's a multiculturalist mission lay on Teletubbies. In Teletubbies, the fourth multi-coloured characters live together as one family. In the frame of theory, I Will explain about multicultural concepts, including a glimpse about homosexual, black people, woman and chinesse. I will also discuss about multicultural education, multicultural family, and about children and television. For this study, I will use Pierce's semiotic methods to analyze picture and sound in Teletubbies. There are nine scene that I analyze. The result is: Teletubbies is indeed showing four multicultural characters. They live happily as a family. In their family communication, they use effective communication that implement Positiveness, Openness, Supportiveness, Interest, Truthfulness, Involvement, Value and Equality, or also known as POSITIVE. They also use an open-minded family system. It indicates that even these characters are different, they can live peacefully.

 File Digital: 1

Shelf
 S4353-Pudji Tri Wachyuni.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S4353
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : ix, 148 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S4353 14-24-15927708 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20285490
Cover