ABSTRAKSejak pertengahan abad ke-20 dunia komunikasi telah terutama amat pesat dalam bidang mengalami rangkaian perubahan mendasar, disebabkan oleh perkembangan yang teknologi komunikasi dan informasi. yang Segenap perubahan dan perkembangan itu telah sampai di Indonesia, dan imbasannya telah memasuki dunia pers. Hal itu misalnya dapat dilihat dari begitu pesatnya perkembangan teknologi persuratkabaran di sini yang beberapa di antaranya sudah sampai pada penggunaan perangkat keras era informasi Demikian pula teknik penulisan berita, gaya tulisan dan tata wajah suratkabar telah menggunakan tolok ukur dan nilai-nilai informasi global. Gejala tersebut dibarengi dengan munculnya beberapa hal menarik dalam dunia pers di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan fenomena konglomerasi pers dan pers konglomerat. Fenomena ini muncul di tengah-tengah iklim keterbukaan dalam bidang politik yang mulai merebak sejak pertengahan tahun 1980-an. Semua itu pada gilirannya ternyata berpengaruh terhadap dunia pers Indonesia. Sekarang ini beberapa pengamat menyatakan telah terjadi perubahan persepsi wartawan menyangkut fungsi mereka dalam masyarakat. Demikian pula telah terjadi perubahan menyangkut tuntutan dan harapan masyarakat terhadap fungsi dan peranan yang seharusnya dilakukan oleh institusi pers. Penelitian ini bertujuan melihat sejauh mana kenyataan tersebut telah terjadi, Yang dilakukan adalah melihat bagaimana persepsi wartawan dan masyarakat terhadap fungsifungsi sosial pers. Tegasnya, penelitian ini hendak menjawab pertanyaan, apakah terdapat perbedaan penilaian antara masyarakat dalam melihat pers sebagai medium sosialisasi, kontrol wartawan dan pengawasan lingkungan (surveillence), sosial, korelasi dan hiburan. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan diperoleh petunjuk bahwa untuk isu-isu yang mengandung fungsi sosialisasi dan korelasi, terdapat perbedaan penilaian antara wartawan dengan masyarakat. Sedangkan untuk isu-isu yang mengandung fungsi pengawasan, kontrol sosial dan hiburan, kedua kelompok cenderung mempunyai penilaian yang sama. Dengan kata lain, di kalangan masyarakat ternyata harapan dan tuntutan mereka terhadap pers relatif belum berubah. Mereka menilai pers sangat positif sebagai medium pengawasan (surveillence) , sosialisasi, kontrol sosial, korelasi dan hiburan. Sedangkan di kelompok wartawan sedikit terjadi perubahan. Para wartawan umumnya menilai pers memang sangat positif sebagai medium surveillence, kontrol sosial dan hiburan. Namun kebanyakan mereka cenderung menilai pers
kurang positif sebagai medium sosialisasi dan korelasi.