UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Hubungan antara persepsi mengenai penolakan lingkungan sosial dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila (studi deskriptif pada siswa panti rehabilitasi wanita Mulya Jaya)

Sri Wahyuningsih Rahmawati; Sarlito Wirawan Sarwono, supervisor ([Publisher not identified] , 1995)

 Abstrak

ABSTRAK
Banyak orang berpendapat bahwa profesi paling
tua yang ada dalam masyarakat manusia adalah
prostitusi atau pelacuran. Akan tetapi untuk
mengungkapkan kapan pelacuran mulai ada dalam
masyarakat tidak ada jawaban yang cukup jelas. Pada
agama yang yang diakui secara resmi di Indonesia,
pelacuran dianggap sebagai suatu penyimpangan tercela
dan harus dihindari. Disamping faktor agama, pandangan
negatif masyarakat terhadap pelacuran juga dipengaruhi
oleh alasan-alasan praktis seperti masalah kesehatan
dan kesejeahteraan rumah tangga. Melihat pertimbangan
di atas, sudah sewajarnya jika pemerintah berusaha
mengurangi, bahkan kalau mungkin melenyapkan
pelacuran. Salah satu usaha yang dilakukan adalah
dengan mendirikan Panti Rehabilitasi untuk para wanita
tuna susila. Di dalam panti, mereka menerima
bimbingan, pembinaan dan penyuluhan agar dapat kembali
ke masyarakat. Namun demikian apakah masyarakat juga
akan menerima mereka yang ingin kembali? Pada
kenyataannya , kesediaan masyarakat untuk menerima
para wanita tuna susila yang ingin kembali inilah yang
jarang ditemui. Karakteristik yang pernah dipilih oleh seseorang akan menjadi suatu pola yang dikenali secara
khusus. Dan karakteristik sebagai wanita tuna susila
akan menjadi suatu faktor yang kelak akan
diperhitungkan orang dalam berinteraksi.
Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah
penolakan dari masyarakat dan pandangan negatif mereka
dirasakan pula oleh para wanita tuna susila yang
berada dalam pembinaan Panti Rehabilitasi Wanita Mulya
Jaya (siswa PRW-MJ). Selain itu ingin diketahui pula
seberapa besar intensi mereka untuk berhenti menjadi
wanita tuna susila dan apakah persepsi mereka terhadap
penolakan lingkungan sosial mempengaruhi intensi
mereka untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Hal lain yang juga ingin diketahui melalui penelitian
ini adalah, apakah ada perbedaan persepsi siswa PRW MJ
terhadap aspek-aspek dalam penolakan lingkungan sosial
(aspek keluarga, tetangga dan teman), serta manakah
diantara ketiga aspek tersebut yang berpengaruh
terhadap intensi mereka untuk berhenti menjadi wanita
tuna susila sekeluarnya dari PRW-MJ.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah kuesioner yang terdiri dari dua bagian:
1. Kuesioner tentang persepsi siswa PRW-MJ mengenai
penolakan lingkungan sosial.
2. Kuesioner tentang intensi siswa PRW-MJ untuk
berhenti menjadi wanita tuna susila.
Dari hasil penelitian ini (dengan 34
responden) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
negatif yang signifikan pada l.o.s 0.05 antara
persepsi terhadap penolakan lingkungan sosial dengan
intensi siswa untuk berhenti menjadi wanita tuna
susila sekeluarnya dari Panti Rehabilitasi Wanita
Mulya Jaya. Semakin tinggi skor persepsi responden ter
hadap penolakan lingkungan sosial, maka intensinya
untuk berhenti menjadi WTS akan semakin rendah.
Demikian pula sebaliknya.
Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan, bahwa
siswa PRW-MJ memiliki skor persepsi yang rendah ter
penolakan lingkungan sosial, hal ini berarti secara
umum mereka tidak merasakan adanya penolakan dari
lingkungan sosial terhadap diri mereka.
Selanjutnya, penelitian terhadap intensi siswa PRW-MJ
untuk berhenti dari pekerjaannya semula sebagai WTS
menunjukkan adanya tingkat intensitas yang tinggi.
Dari ketiga aspek yang dipersepsi oleh responden,
terlihat bahwa skor persepsi responden terhadap aspek
keluarga dan tetangga relatif rendah, sedangkan skor pada
aspek teman relatif tinggi. Hal ini berarti secara
umum mereka tidak merasakan adanya penolakan baik
dari keluarga maupun tetangga terhadap diri mereka.
Akan tetapi mereka cenderung merasakan adanya
penolakan dari teman. Jika ditilik dari pekerjaan
mereka sebelumnya sebagai WTS, dimana untuk memperoleh
keberhasilan terkadang mereka harus bersaing dengan
teman, dapat dimaklumi bila hubungan mereka dengan
teman tidak begitu hangat, dan hal ini tentu
mempengaruhi persepsi mereka terhadap aspek teman.
Hasil lain menunjukkan, bahwa aspek persepsi
terhadap keluarga merupakan aspek yang paling
menentukan (signifikan pada 1.o.s 0.05) dalam
hubungannya dengan intensi untuk berhenti menjadi
Wanita Tuna Susila. Hal ini dapat dimengerti karena
bila seseorang merasa ditolak oleh keluarganya, maka
ia akan merasa tak berarti lagi, karena tak dapat
dicari pengganti kehangatan seperti dalam keluarga.
Tetapi sebaliknya bila keluarga dipersepsi responden
tetap akan menerima kehadiran dirinya, tentulah
keinginan responden untuk berhenti menjadi WTS akan
semakin meningkat.

 File Digital: 1

Shelf
 S2353-Sri Wahyuningsih Rahmawati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S2353
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1995
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : vi, 80 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2353 14-18-707948232 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20286547
Cover