ABSTRAKDalam perkembangan industri jasa akhir-akhir ini
konsumen menjadi fokus utama. Persaingan berbagai perusahaan
yang bergerak dalam bidang yang sama, berakibat makin
diperhatikannya kepuasan konsumen sebagai penentu utama
pemilihan merek oleh konsumen. Meskipun demikian, pemahaman
kepuasan konsumen umumnya baru dilakukan dengan menggunakan
kuesioner atau survey sederhana yang kurang memberikan
gambaran lengkap tentang perilaku konsumen.
Dari literatur yang ada, pendekatan psikologi kognitif
potensial untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang
konsumen. Elemen kognitif dari psikologi antara lain nilai.
Pembuktian hubungan antara konsep nilai dan kepuasan konsumen
belum dikaji secara khusus. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan antara
nilai dan kepuasan konsumen. Selanjutnya, nilai sendiri tidak dapat diinterpretasikan begitu saja tanpa melibatkan konsep
psikologi lainnya. Adalah gaya hidup, suatu bahasan psikologi
yang erat kaitannya dengan nilai (VALS, Loudon & Della Bitta,
1993). Gaya hidup merupakan manifestasi nilai yang lebih
bersifat situasional.
Tujaan penelitian ini adalah untuk memahami kepuasan
konsumen, serta faktor-faktor psikologis yang berperan di
dalamnya, dengan mengkaji hubungan antara nilai dan gaya
hidup dengan tingkat kepuasan konsumen pada jasa bengkel.
Penelitian dilakukan pada konsumen bengkel baik jaringan
maupun nonjaringan. Jumlah subyek yang menjadi responden 61
orang. Desain penelitian adalah studi korelasional,
menggunakan prosedur statistik uji korelasi dan analisis
varians. Instrumen yang digunakan adalah alat ukur Kepuasan
Konsumen, Nilai (Rokeach Value Scale) dan Gaya Hidup (AIO).
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang
signifikan antara skor tingkat kepuasan konsumen baik dengan
dengan variabel nilai yang dianut maupun tipe gaya hidup
responden (l.o.s.0,05). Dari elaborasi data ditemukan bahwa
korelasi baru muncul jika diuji pada subyek tertentu.
Saran yang diajukan adalah penelitian diarahkan pada
subyek tertentu karena heterogenitas subyek terbukti
berdampak pada Kepuasan Konsumen. Selain itu metode
penelitian lebih diperkuat dari segi sampling dan kontrol.