ABSTRAKMatematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai
sebagai Iandasan pengembangan teknologi. Dalam dunia pendidikan,
matematika mempunyai peran yang penting dalam mengembangkan
kemampuan berpikir logis. Demikian pentingnya matematika, sehingga
diajarkan seoara luas melalui berbagai jenjang pendidikan dari Sekolah
Dasar sampai Sekolah Menengah Umum, salah satunya adalah SMU.
Diharapkan pelajaran matematika di SMU menjadi Iatar belakang yang
cukup untuk memuIai pendidikan akademik.
Di Indonesia matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang dijadikan acuan untuk memasukkan siswa pada jurusan tertentu sesuai
dengan bakat, kemampuan maupun minat siswa. Pada kurikulun tahun
1994, tidak terdapat pelajaran matematika untuk jurusan IPS. Dengan
dikurangi atau ditiadakannya peIajaran matamatika di SMU, ini berarti
mengurangi kesempatan siswa untuk memilih bidang keahliannya.
Disamping itu, pada saat ini dimana siswa jurusan IPA maupun IPS
mempunyai kesempatan yang sama dalam memilih jurusan di perguruan
tinggi. Pada seleksi ujian masuk perguman tinggi, pelajaran matamatika
dijadikan salah satu persyaratan ujian. Hal ini akan mengurangi daya saing
siswa jurusan IPS yang tidak mendapatkan pelajaran matematika
dibandingkan dengan siswa jurusan IPA.
Berdasarkan fenomena yang ada, didapat gambaran bahwa dengan tidak
adanya pelajaran matematika pada jurusan IPS, seringkali pemilihan jurusan IPS yang dilakukan oleh siswa karena menghindar dari pelajaran
matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat
perbedaan persepsi kebermaknaan matematika antara siswa SMU jurusan
IPA dan jurusan IPS. Hipotesa yang diuji adalah tardapat perbedaan yang
signifikan antara persepsi kebermaknaan matematika siswa jurusan IPA dan
jurusan IPS. Alat yang digunakan adakah kuesioner yang berbentuk skala.
Teori yang digunakan adalah teori persepsi, yang menjelaskan mengenai
pengertian persepsi, serta hal-hal yang berhubungan dengan proses
terjadinya persepsi. Kemudian dijeIaskan pula mengenai teori matematika,
yaitu tentang pengertian matematika, peranan matematika dalam kehidupan
yang terdiri dari empat tujuan utama yaitu tujuan kebermanfaatan, tujuan
sosial, tujuan budaya serta tujuan pribadi. Dilanjutkan dengan teori
kebermaknaan matematika yang merupakan implementasi dari ke empat
tujuan utama matematika.
Subyek penelitian yaitu siswa jurusan IPA dan IPS. Pengambilan sampel
dilakukan secara incidental sampling, di bimbingan belajar Ganesha cabang
Rawamangun. Alat yang digunakan dalm penelitian ini yaitu kuesioner
tentang persepsi kebermaknaan matematika yang berbentuk skala.
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan teknik statistik deskriptif.
Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap persepsi kebermaknaan matematika antara siswa
jurusan IPA dan jurusan IPS.
Terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan, yaitu dilakukan
penyempurnaan alat, dilakukan kontrol terhadap variabel-variabeI yang
berpengaruh terhadap penelitian sepeti kecerdasan, sikap, minat maupun
guru matematika. Disarankan pula sampel penelitian diambil dari siswa SMU
kelas II yang belum dijuruskan pada jurusan IPA dan IPS sehingga sesuai
dengan tujuan peneIitian.