Keinginan untuk melahirkan generasi baru yang profesional dan siap menghadapi tantangan di era globalisasi menyebabkan pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui SMU-SMU yang tergolong Plus. Untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan sebagai usaha memperkaya kurikulum nasional, SMU Plus menyelenggarakan program pengayaan materi di sekolah yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Konsekuensinya, siswa menghabiskan waktu belajar di sekolah Iebih lama, yaitu mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.30.
Adanya program pengayaan materi merupakan suatu pengalaman baru bagi siswa yang dapat dirasa sebagai sesuatu yang menyenangkan atau bahkan menyebalkan sehingga dapat muncul respon-respon tertentu. Respon-respon tersebut merupakan sikap siswa terhadap pelaksanaan program pengayaan materi dan sikap sangat penting dalam kelangsungan proses belajar-mengajar karena adanya sikap positif dapat menimbulkan rasa senang bagi siswa untuk berada di sekolah sehingga dapat mengikuti peiajaran dengan baik. Setiap siswa ingin berhasil dalam pendidikan dan tiap siswa mempunyai kriteria tersendiri untuk menunjukkan keberhasilannya. Kriteria ini dipengaruhi oleh orientasi tujuan akademis yang dimiliki. Ada yang lebih mengutamakan penguasaan dan peningkatan pengetahuan (mastery goal) dan ada pula yang lebih menginginkan pengakuan atau pengharagaan dan orang Iain (performance goal).
Selain sikap dan orientasi tujuan akademis, pengikatan diri terhadap tugas juga berperan penting dalam keberhasilan belajar karena siswa yang bertanggung jawab terhadap tugas tidak akan mudah putus asa serta tekun/gigih dalam belajar. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap siswa SMU Plus terhadap program pengayaan materi, gambaran orientasi tujuan akademis, gambaran pengikatan diri terhadap tugas serta hubungan antar variabel tersebut.
Penelitian ini dilakukan terhadap 296 subyek kelas I dan ll yang berasal dan 4 SMU Plus,yaitu SMU Negeri 8, SMU Negeri 68, SMU Negeri 70 dan SMU Negeri 78. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan non probability sampling dengan teknik incidental sampling.
Data-data dalam penelitian ini diolah secara kuantitatif dan diperoleh hasil bahwa subyek dalam penelitian bersikap positif terhadap pelaksanaan program pengayaan materi dan cenderung memiliki skor performance goal lebih tinggi (52,54%) dari skor mastery goal. Sedangkan subyek yang memiliki skor pengikatan diri terhadap tugas seimbang antara yang tinggi dan rendah. Diketahui pula adanya hubungan yang signifikan pada l.o.s. 0,01 antara sikap terhadap program pengayaan materi dengan mastery goal, performance goal dan pengikatan diri terhadap tugas.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindak Ianjuti oleh pihak sekolah dengan mencari suatu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar agar siswa tidak hanya berorientasi performance goal tetapi juga mastery goal.