UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Coping lanjut usia pria terhadap kematian pasangan

Theresia Maharini; Soemiarti Patmonodewo, supervisor; Surastuti Hadiwinoto Nurdadi, supervisor ([Publisher not identified] , 1997)

 Abstrak

ABSTRAK
Dari berbagai kehilangan yang djumpai di usia lanjut, salah satunya yang
terberat adalah kehilangan pasangan melalui kematian. Secara umum, kematian
pasangan mendatangkan tekanan yang amat berat bagi individu yang
mengalaminya terbukti dari dijumpainya peristiwa ini pada peringkat pertama dari
skala penyesuaian diri atas sejumlah peristiwa dalam kehidupan, yang disusun
oleh Hoimes & Rahe (1967). lndividu yang ditinggal mati pasangannya dapat
dikatakan mengalami bereavement, yaitu situasi dimana individu kehilangan orang
yang dicintainya melalui kematian.
Berbagai Iiteratur yang ada menunjukkan bahwa wanita lebih mampu
bertahan dalam menghadapi kehidupan sendiri setelah ditinggal mati pasangan,
dibandingkan dengan pria. Pada pria umumnya ataupun pria Ianjut usia
khususnya, dijumpai masalah-masalah yang berkisar dari kehilangan peran
sebagai pasangan, masalah rumah tangga, dan perubahan jaringan sosial.
Mengingat penyesuaian terhadap kematian pasangan merupakan salah satu tugas
perkembangan yang harus dihadapi pada masa usia Ianjut (Turner & Helms,
1995), maka individu yang ditinggal mati pasangan harus melakukan upaya untuk
menghadapi tuntutan ataupun kesulitan yang kemudian timbul dari peristiwa ini.
Secara umum, upaya yang dilakukan individu untuk menghadapi tuntutan yang
mendatangkan tekanan disebut coping (Lazarus, 1976).
Secara garis besar Lazarus & Folkman (1984) membagi coping menjadi 2
dimensi yaitu coping yang mengarah pada masalah, dan coping yang mengarah
pada emosi. Untuk setiap dimensi, coping dapat terjadi pada taraf kognitif,
perilaku, maupun secara bersamaan. Lebih lanjut Mikulincer & Florian (1996)
mengembangkan klasirikasi respon coping khusus pada situasi bereavement,
dengan diferensiasi pada coping yang mengarah pada emosi yang telah
dikemukakan oieh Lazarus & Folkman, yaitu meliputi strategi berfokus pada
masalah, reappraisal atau penilaian ulang, reorganisasi, dan penghindaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lanjut usia pria rnengatasi
kesulitan yang timbul akibat kematian pasangan. Dengan menggunakan metode
studi kasus, dilakukan wawancara terhadap empat Ianjut usia pria yang ditinggal
mati istri dalam kurun waktu maksimal dua tahun, sesuai perkiraan Iamanya
individu pulih dari bereavement menurut Cook & Dworkin (1992).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis coping disesuaikan dengan
karakteristik masalah. Untuk masalah-masalah praktis (separti masalah rumah
tangga, pendamping dalam menghadiri acara sosial), coping perilaku yang
mengarah pada masalah banyak dijumpai. Sedangkan untuk masalah-masalah
emosi (rasa sedih), subyek banyak menggunakan upaya kognitif untuk
meredakannya. Coping yang menonjol dari para subyek dalam menghadapi emosi
yang menekan adalah berpaling pada keyakinan religius. Strategi berfokus pada
masalah dengan melakukan tindakan tertentu juga efektif meredakan emosi yang
menekan. Strategi reappraisai atau penilaian ulang banyak dijumpai dalam bentuk
pengarahan atensi secara selektif terhadap informasi positif seputar peristiwa
kematian istri. Keempat subyek sudah menunjukkan upaya reorganisasi dengan
berbagai pengalaman positif maupun negatif selama menjalani masa kehilangan.
Adapun faktor yang berperan dalam membantu mengatasi kesulitan pada masa
bereavement dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam diri subyek dan dari Iuar.
Faktor dari dalam berupa iman, karakteristik kepribadian, dan pengalaman terlibat
dalam tugas kerumahtanggaan, sedangkan faktor dari Iuar meliputi dukungan
sosial serta masih adanya kesibukan rutin untuk dijalani. Dari hasil penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan pusat penanganan masalah bagi para Ianjut
usia yang mengalami kehilangan pasangan. Penelitian lanjutan dapat diarahkan
untuk mengetahui perbedaan pengaruh dukungan sosial yang diperoleh lanjut usia
berdasarkan sumber dukungan (dari pihak keluarga ataukah teman-teman),
maupun bentuk-bentuk dukungan sosial yang diperiukan Ianjut usia sesuai dalam
tahapan waktu tertentu selama menjalani masa kehilangan pasangan.

 File Digital: 1

Shelf
 S2618-Theresia Maharini.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S2618
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1997
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : v, 170 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2618 14-18-257643431 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20286788
Cover