ABSTRAKKehidupan manusia terbagi dalam tahapan-tahapan perkem-
bangan sejak lahir sampai meninggal dunia, dan diantaranya
adalah masa remaja. Pada setiap tahap perkembangan, ada
tugas-tugas yang harus dipenuhi yang biasa disebut tugas
perkembangan. Begitu pula pada masa remaja yang salah satu
tugas perkembangannya adalah mencapai hubungan sosial yang
lebih matang dengan teman sebaya baik yang sejenis maupun
lawan jenis. Hubungan dengan lawan jenis biasanya dipenuhi
atau muncul dalam perilaku berpacaran. Tugas perkembangan
mempunyai peran yang penting, karena jika tidak dilalui
dengan baik, seseorang akan cenderung mengalami kesulitan
pada tahapan berikutnya. Berpacaran itu sendiri merupakan
budaya atau fenomena yang cukup menonjol pada remaja.
Berpacaran bagi remaja dapat berfungsi untuk belajar ber-
gaul, mendapatkan identitas diri, dan lain-lain. Selain itu
perkembangan seksual yang cepat mengakibatkan munculnya
ketertarikan pada lawan jenisnya.
Ada beberapa alasan yang mendorong remaja berpacaran
seperti untuk bersenang-senang, mencari status, belajar
bersosialisasi, memilih pasangan hidup, mendapatkan persaha-
batan, memperoleh keintiman atau kedekatan. Selain alasan-
alasan diatas, ternyata masih ada kemungkinan alasan yang lain seperti konformitas, atau berpacaran karena konform
dengan teman-teman. Pada pola alasan berpacaran ada bebera-
pa faktor yang mungkin berkaitan, yaitu jenis kelamin, usia,
pengalaman pacaran, kelompok peer dan status sosial ekonomi.
Kelompok peer juga menjadi ciri yang cukup menonjol.
Kelompok peer mempunyai arti cukup penting bagi remaja,
misalnya sebagi pendukung pengembangan identitas diri,
minat, kemampuan. dan lain-1ain. Dalam kelompok peer inilah
kemudian muncul konformitas. Tekanan untuk berbuat sesuai
atau konform dengan kelompak terasa sangan kuat pada masa
remaja. Disamping itu konformitas dapat terlihat dalam
banyak dimensi kehidupan remaja seperti cara berbicara,
berpakaian, minat, nilai-nilai, dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja
alasan berpacaran pada remaja, serta kemungkina konformitas
termasuk alasan berpacaran dan juga faktor-faktor apa saja
yang berkaitan dengan pola alasan berpacaran.
Remaja yang menjadi subyek penelitian adalah remaja
sekolah menengah atas yang berusia 15-17 tahun. Selain itu
subyek penelitian adalah remaja yang sudah berpacaran atau
pernah berpacaran, serta berasal dari golongan sosial ekono-
mi menengah ke atas. Penarikan sampel penelitian mengguna-
kan metode incidental sampling yaitu sampel yang paling
mudah ditemui. Instrumen untuk penelitian ini menggunakan
kuesioner alasan berpacaran yang terdiri dari 32 item.
Dari hasil penelitian didapatkan ada beberapa alasan
berpacaran yang dikemukakan oleh remaja yang menjadi subyek
penelitian yaitu, karena saling tertarik satu sama lain,
untuk saling membantu dan membutuhkan, untuk belajar saling
mengenal serta mencari pasangan yang cocok, untuk saling
memotivasi, untuk rekreasi dan memperoleh kesenangan, koform
terhadap teman-teman kelompok, serta untuk ajang prestasi
dan sumber status. Diantara alasan-alasan tersebut, ternya-
ta konformitas termasuk alasan berpacaran pada remaja.
walaupun bukan merupakan alasan utama atau alasan yang
paling penting bagi remaja. Faktor-faktor seperti jenis
kelamin, usia, pengalaman pacaran, kelompok peer, status.
sosil ekonomi mempunyai peran atau berkaitan dengan pola
alasan berpacaran pada remaja. Sedangkan khusus untuk
alasan konformitas faktor-faktor tersebut tidak berkaitan
atau tidak mempunyai peranan yang berarti.