ABSTRAKAlasan pentlngnya penelitian skrlpsi in! adalah pertama, untuk
melihat apllkasi Social Identity Model of Deindividuation Phenomena
(SIDE) dalam menjelaskan tingkah laku penjarahan massa terhadap
pertokoan karena selama in! penjelasan terhadap tingkah laku kerumunan
sebagian besar menggunakan tech Le Bon. Kedua, secara kuantitatif, aksi
penjarahan massa pada pertokoan sangat besar sehingga menimbulkan
kerugian yang besar. Dan disamping kedua alasan di atas, sedikitnya
penelitian tentang penjarahan massa di Indonesia menjadikan pentingnya
mengadakan penelitian tentang penjarahan massa agar peristiwa
penjarahan massa dapat diantisipasi dan ditangani di kemudian hari.
Skripsi menggunakan metode kualitatif dengan mengambil kasus
penjarahan massa di wilayah Menteng Jakarta. Skripsi menggunakan
Metode Triangulasi Data. Adapun data yang dipakai adalah pertama: hasil
laporan wawancara dengan responden (penjarah, saksi kejadian dan
satpam), kedua: artikel koran dan majalah tentang kejadian dan ketiga: foto kejadlan dan klip video tentang penjarahan massa di wilayah Menteng
Jakarta pada peristiwa Mei 1998. Dengan menggunakan Trianguiasi Data
diharapkan hasil peneiitian akan iebih baik dan lebih dapat dipercaya.
Skripsi berusaha menguji tiga hipotesis yang dibuat berdasarkan teori
SIDE, hipotesis keempat dan hipotesis kelima yang dibuat Reicher (1996).
Berdasarkan dari uraian pada Bab Analisis Data dan Interpretasi
hasil skripsi menunjukkan bahwa "Orang-orang yang berada dalam
kerumunan di sekitar Menteng Prada pada peristiwa Mei 1998 tidak
kehilangan identitas dirinya". Hasil skripsi juga menunjukkan bahwa
"Orang-orang dalam kerumunan beramai-ramai masuk toko dan
mengambil barang cenderung bukan karena adanya persepsi bahwa
selama ini orang-orang pribumi tertindas oleh orang-orang Tionghoa akan
tetapi karena kecenderungan adanya persepsi bahwa selama ini orangorang
pribumi mendapat perlakuan tidak adil dari pemerintahan Orde
Baru". Yang terakhir, "Adanya perasaan sesama in-group membuat
individu-individu dalam kerumunan saling membantu dan saling
mendukung dalam tingkah laku penjarahan massa".
Berdasarkan hasil skripsi, beberapa saran untuk peneiitian
selanjutnya adalah penggunaan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif
untuk meneliti tingkah laku penjarahan massa, perlu dilakukan peneiitian
tentang peta identitas sosial yang mungkin dibangkitkan dari tiap-tiap
daerah di Indonesia Selain itu, serta program intervensi untuk dapat
mengantisipasi kerusuhan dan penjarahan yang dilatarbelakangi persepsi
terhadap suku tertentu. Program itu berupa ikian di media massa tentang
persatuan, kebersamaan dan pendidikan masyarakat yang bisa
mengembangkan sikap yang menganggap bahwa keanekaragaman itu
positif dan merupakan aset/modal nasional.