ABSTRAKLatah sebagai salah satu culture bound syndrome yang dlkaitkan dengan
gangguan psikopatologi yang menunjukkan adanya gangguan kecemasan temyata
semakin meluas dan tidak hanya terbatas pada kalangan tertentu saja. Latah
adalah suatu bentuk reaksi keterkejutan yang tidak dapat dikendalikan. Fenomena
latah temyata juga muncul dan meluas dalam kelompok seni dan dapat menjadi ciri
kelompok tersebut. Berkembangnya latah dalam kelompok menunjukkan bahwa
latah dapat 'menular', berarti dalam kelompok tersebut diasumsikan perilaku latah
timbul akibat dari suatu proses belajar sosial.
Tujuan penelitian ini adalah ingin menelaah proses timbulnya latah dalam
suatu kelompok seni tari yang dikaitkan dengan teori belajar sosial dari Bandura
serta faktor-faktor yang berpengamh dalam proses timbulnya latah.
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai anggota kelompok seni tari
mahasiswa yang latah dengan ketentuan minimal telah enam bulan mengalami
latah.
Dari penelitian kualitatif ini diperoleh hasil bahwa timbul dan
berkembangnya latah pada kelompok seni tersebut dapat diterangkan melalui
proses modeling. Kekhususan perilaku latah menarik perhatian sekelilingnya
sehingga fenomena tersebut mudah diingat. Kemudian dengan banyaknya stimulasi
dalam kelompok yaitu upaya untuk saling mengejutkan sesama anggota kelompok
membuat adanya proses latihan sehingga latah menjadi mudah diingat dan menjadi
suatu kebiasaan. Diterimanya perilaku latah sebagai suatu ciri kelompok serta
dianggap bisa memperluas pergaulan dapat menjadi penguat {reinforcement) bagi
pelatah.
Untuk penelitian lanjutan dapat mengunakan pendekatan teori lain seperti
psikoanalisa sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang
perbedaan bentuk-bentuk reaksi latah.