ABSTRAKDalam dunia kerja saat ini terdapat pembagian bidang profesi sesuai stereotip
jender. Sebagian besar perempuan berada pada bidang profesi feminin, walaupun
adapula yang berada pada bidang profesi maskulin. Pengaruh sosialisasi peran jender
sejak kecil menyebabkan berkembangnya sejumlah ciri kompetensi sesuai jender
sehingga mengarahkan perempuan pada bidang profesi tertentu. Sosialisasi dilakukan
diantaranya melalui aktivitas waktu luang, yaitu aktivitas yang dapat memberikan
peluang bagi berkembangnya suatu kompetensi sesuai jenisnya. Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan kaitan antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan
pada masa remaja dengan keberadaannya pada bidang profesi feminin dan maskulin,
sehubungan dengan ciri-ciri kompetensi yang dikembangkan dalam menekuni suatu
aktivitas waktu Iuang.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif berbentuk ex post facto;
membandingkan 2 kelompok subyek dalam bidang profesi feminin dan maskulin;
sampel penelitian 130 perempuan; dipilih berdasarkan incidental sampling. Aktivitas
waktu luang diteliti berdasarkan keikutsertaan pada suatu jenis aktivitas olah raga,
organisasi, kesenian dan pengembangan ketrampilan. Aktivitas olah raga dan organisasi diteliti lebih dalam menggunakan kuesioner sesuai teori kompetensi kerja
Spencer & Spencer, (1993) dan Skala Likert (Oppenheim, 1966).
Ada perbedaan yang signifikan antara perempuan pada bidang profesi maskulin
dan feminin dalam hal jenis aktivitas waktu luang yang ditekuni semasa remaja. Sesuai
aktivitas olah raga, perempuan pada bidang profesi maskulin menekuni jenis olah raga
team games dan olah raga dengan pihak lawan yang mengembangkan ciri-ciri
kompetensi achievement orientation, team leadership, self confident; sedangkan
perempuan dalam bidang profesi feminin menekuni jenis olah raga yang solitaire, yang
tidak mengembangkan ciri kompetensi diatas. Sesuai aktivitas waktu luang organisasi,
perempuan dalam bidang profesi maskulin memiliki jabatan pimpinan yang
mengembangkan achievement orientation, team leaderhip dan self condfident;
sedangkan perempuan dalam bidang profesi feminin memiliki jabatan non-pimpinan
yang mengembangkan interpersonal relationship dan relationship building. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam keikutsertaannya pada
aktvitas kesenian dan pengembangan ketrampilan.
Ada kaitan yang erat antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan
semasa remaja dengan keberadaan mereka pada bidang profesi feminin dan maskulin.
Keikutsertaan perempuan pada aktivitas olah raga team games, olah raga dengan pihak
lawan dan jabatan pimpinan dalam berorganisasi mengembangkan sejumlah ciri-ciri
kompetensi yang sesuai dengan bidang profesi maskulin. Absennya perempuan pada
aktivitas tersebut menyebabkan tidak berkembangnya karakteristik ?maskulin? sehingga
lebih berkembang karakteristik yang sesuai dengan stereotip jender dan hal ini
mengarahkan perempuan pada bidang profesi feminin. Bagi para pendidik pada
umumnya dan orang tua pada khususnya, aktivitas waktu luang anak sesuai stereotip
jender akan menghambat perkembangan potensi mereka secara maskimal. Bagi
penelitian selanjutnya rnengenai aktivitas waktu luang, dapat diteliti lebih spesifik
ciri-ciri kompetensi yang berkembang dalam menekuni suatu jenis aktivitas.