UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Hubungan antara sistem keluarga dengan pengalaman emosi positif dan negatif pada remaja di SMUN 38, kelas 1 Jakarta

Luh Putu Sri Mahayani; Suprapti Sumarmo Markam, supervisor ([Publisher not identified] , 2001)

 Abstrak

ABSTRAK
Masa remaja merupakan suatu masa yang penting dalam periode
perkembangan manusia. Pada masa ini, remaja mengalami suatu periode peralihan
{transition) dari masa kanak-kanak, yang ditandai dengan adanya kebutuhan
untuk bergantung pada orang lain {dependent), menuju masa kedewasaan yang
ditandai dengan adanya keinginan untuk bebas dari campur tangan orang lain
{independent).
Periode peralihan ini juga ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
baik secara fisik, kognitif, maupun psikologis. Perubahan psikologis yang paling
menonjol ditandai dengan perubahan emosi, baik emosi positif maupun emosi
negatif, ketika menghadapi berbagai persoalan baik yang datangnya dari
lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, maupun lingkungan sekolah.
Pada masa ini peran keluarga sangat penting, karena keluarga memiliki
pengaruh terhadap pengalaman emosi remaja. Kesadaran emosi pada masa remaja
membantu remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat
secara fisik dan psikologis. Keluarga harus bisa menyediakan lingkungan yang
postif, yang baik bagi kesehatan mental remaja. Untuk itu keluarga harus bisa
menciptakan keseimbangan dalam komunikasi, kohesivitas atau kedekatan dan
fleksibilitas dalam keluarga.
Dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui, apakah remaja
yang keluarganya memiliki keseimbangan yang bagus dalam hal komunikasi,
kohesivitas, dan fleksibilitas, memiliki pengalaman emosi positif. Sebaliknya,
apakah remaja yang keluarganya tidak memiliki keseimbangan dalam tiga hal
tersebut, memiliki pengalaman emosi negatif. Kemudian bagaimana perbandingan
kesiapan aksi antara pengalaman emosi positif dan negatif, yang ditimbulkan oleh
peristiwa-peristiwa dalam keluarga.
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti memilih murid SMU kelas 1
sebagai subjek penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling (bertujuan). Penelitian ini menggunakan
empat buah alat pen^uran, yaitu Family Assessment dari Herbert Lingren untuk
melihat gambaran sistem keluarga subjek. Alat kedua digunakan untuk
memancing perasaan subjek berkaitan dengan hubungan dalam keluarganya. Pada
alat ketiga, subjek diminta untuk menceritkan peristiwa keluarga, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Terakhir adalah kuesioner
emosi untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman emosi yang berkaitan
dengan peristiwa keluarga dan kesiapan aksi.
Basil yang didapat dari alat pertama adalah keadaan keluarga subjek
sebagian besar dapat digolongkan sebagai keluarga yang memiliki komunikasi,
kohesivitas dan fleksibilitas yang cukup baik, namun masih diperlukan usahausaha
lebih lanjut untuk bisa mempertahankan kebersamaan dalam keluarga.
Dari hasil perhitimgan korelasi, didapat bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara sistem keluarga (komunikasi, kohesivitas dan fleksibilitas)
dengan pengalaman emosi baik yang positif maupun yang negatif. Tidak adanya
hubungan antar keduanya kemungkinan disebabkan karena subjek memiliki
kecenderungan untuk menampilkan apa yang seharusnya dimiliki oleh sebuah
keluarga dan bukan berdasarkan apa yang sebenamya dimiliki oleh keluarga
subjek. Selain itu kesulitan dalam memahami istilah-istilah emosi juga dapat
mempersulit penelitian emosi.
Dengan menggunakan perhitungan t-test, terlihat adanya perbedaan
kesiapan aksi pengalaman emosi positif dan emosi negatif, yang dimunculkan
oleh peristiwa dalam keluarga dalam hal: keinginan untuk menghindar, keinginan
untuk menghapus atau menghilangkan peristiwa, keinginan untuk melakukan atau
mengatakan sesuatu yang menyakitkan, keinginan untuk merusak sesuatu,
keinginan untuk menangis, perasaan santai atau tenang, perasaan tak berdaya,
keinginan untuk melawan, keinginan untuk dapat meluruskan masalah, keinginan
untuk menghilang, keinginan melarutkan diri dalam kesedihan.
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengalaman emosi,
tetapi tentu saja dengan menggunakan alat yang lebih sederhana dan tidak ambigu
agar dapat lebih mudah dipahamai dan dimengerti oleh subjek. Kemudian hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk memberdayakan para
remaja, orang tua dengan anak remaja, dan juga dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu psikologi, terutama untuk memperbanyak konseling untuk remaja.

 File Digital: 1

Shelf
 S2857-Luh Putu Sri Mahayani.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S2857
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : ix, 96 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2857 14-19-694877046 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287008
Cover