ABSTRAKAttachment (kelekatan) yang teijadi antara pengasuh utama dan anak mempengaruhi kehidupan seseorang, terutama kehidupan individu saat berhubungan dengan orang lain (Bowlby, 1982). Perilaku attachment yang berkembang pada masa kanak-kanak akan direfleksikan dalam berbagai bentuk hubungan, termasuk persahabatan (Kerns, Klepac & Cole, 1996). Dalam hal ini, setiap individu akan mengembangkan kategori adult attachment yang berbeda berdasarkan kombinasi tertentu yang terpola dari dimensi avoidance dan dimensi anxiety.
Persahabatan sebagai salah satu bentuk hubungan interpersonal yang kualitasnya dipengaruhi pola tersebut di atas tidak luput dari penelitian-penelitian yang berkembang saat ini. Berkualitas atau tidaknya sebuah hubungan persahabatan tergantung bagaimana indikator-indikator dalam hubungan tersebut berfiingsi dengan baik (Mendelson, 2000). Indikator-indikator tersebut terdiri atas 6 dimensi, yaitu stimulating companionship, help, intimacy, reliable alliance, self validation, dan emotional security. Topik ini layak untuk diteliti karena berpengaruh pada aspek kehidupan manusia. Namun, penelitian mengenai topik ini belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh perbedaan karakteristik dimensi-dimensi adult attachment terhadap kualitas persahabatan remaja akhir.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan yang teijadi antara variabel-variabel penelitian. Tehnik utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi berganda dan korelasi produk momen-Pearson. Disamping itu, penelitian ini juga melakukan uji beda means dengan t test. Adult attachment dimensi avoidance dan dimensi anxiety diukur dengan menggunakan skala ECL yang disusun Brennan et al (1998). Skala ini terdiri atas 18 pemyataan yang berbentuk skala Likert 1-7 yang berfungsi mengukur masing-masing dimensi. Sedangkan untuk kualitas persahabatan, peneliti menggunakan McGill Friendship Questionairre yang disusun Mendelson (2000). Skala ini terdiri atas 6 sub skala berbentuk skala Likert. Skala ini terdiri atas 6 pemyataan untuk masing-masing dimensi yang bertujuan mengukur apakah indikator yang mempengaruhi kualitas persahabatan berfungsi dengan baik.
Subyek penelitian ini adalah 162 mahasiswa yang terdapat di Universitas Indonesia dan memasuki tahap remaja akhir (18-22). Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa individu yang berada pada tahap ini lebih tenang dan stabil serta lebih berkualitas dibanding sebelumnya (Kems, Klepac & Cole, 1993). Sedangkan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah incidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara dimensi adult attachment avoidance terhadap kualitas persahabatan dimensi stimulating companionship, help, reliable alliance, self validation dan emotional security. Pada hasil tambahan, tidak ditemukan adanya perbedaan antara responden pria dan wanita pada dimensi adult attachment dan kualitas persahabatan. Selain itu, lama hubungan persahabatan mempunyai hubungan yang negatif terhadap kualitas persahabatan. Saran praktis dari penelitian ini adalah seseorang perlu memperhatikan selfmodel sebagai sesuatu yang positif pada saat memandang diri sendiri dalam rangka membentuk hubungan interpersonal dengan orang lain.
Saran metodologis dari penelitian ini adalah melakukan variasi karakteristik subyek sehingga basil yang diperoleh lebih beragam. Disamping itu, perlu ditambahkan alat ukur, seperti observasi dan wawancara, sehingga dapat dilakukan validasi silang yang berguna untuk meningkatkan keakuratan suatu pengukuran dan konstruk yang diukur.