UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Persepsi diri dan penilaian guru terhadap perannya sebagai pembimbing

Masdalipah N; Moch. Ramdhan, supervisor; Amarina Ashar Ariyanto, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994)

 Abstrak

Masa merupakan remaja merupakan masa kritis seseorang untuk memasuki dunia dewasa. Berbagai perubahan fisik dan psikis pada diri remaja seringkali menimbulkan berbagai persoalan yang harus dihadapi dan diatasi. Agar remaja dapat lebih berhasil mengatasi masalahnya, ia membutuhkan bantuan berupa bimbingan dari orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Artinya, ada siswa-siswa yang membutuhkan bimbingan pribadi atau bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya.
Orang lain yang diharapkan bisa memberikan bimbingan pada remaja di sekolah adalah guru. Peran sebagai pembimbing bagi guru sebenarnya merupakan bagian dari tugasnya sebagai pendidik. Mengingat banyaknya jumlah siswa dalam satu sekolah, memang tidak selayaknya bila penanganan seluruh siswa bermasalah diserahkan pada guru-guru Bimbingan dan Penyuluhan semata. Turut sertanya guru-guru bidang studi dalam membantu siswa-siswanya yang bermasalah akan lebih menunjang keberhasilan program bimbingan maupun siswa bersangkutan di sekolah.
Kepribadian seorang guru ternyata berhubungan dengan perilakunya dalam mendidik. Posisi sentral dari kepribadian adalah persepsi diri. Persepsi diri sendiri memiliki 2 dimensi, yaitu konsep diri (deskripsi diri) serta harga diri (penilaian terhadap deskripsi dirinya). Karena persepsi diri tidak terlepas dari nilai-nilai individu, maka selain konsep diri dan harga diri, penulis juga berupaya melihat bagaimana nilai guru tentang perannyanya tersebut. Nilai ini digali dari konsep penilaian peran (role evaluation) dari Biddle dan Thomas (1966).
Subyek penelitian ini adalah guru-guru bidang studi tingkat Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di Jakarta yang seluruhnya berjumlah 70 orang dan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok guru sekolah tidak rawan masalah dan kelompok guru sekolah rawan masalah (tiap kelompok 35 orang). Pembagian kelompok didasarkan atas berapa kali siswa-siswa sekolah yang bersangkutan terlibat perkelahian pelajar. Perkelahian pelajar disini hanya merupakan indikator mengenai banyaknya siswa yang bermasalah atau kurangnya pelaksanaan bimbingan di sekolah tersebut.
Alat pengumpulan data penelitian ini terdiri dari 4 skala, yaitu: skala konsep diri, skala harga diri, skala kekerapan pelaksanaan bimbingan dan skala kepuasan terhadap kekerapan pelaksanaan bimbingan. Skor-skor yang diperoleh kemudian diolah dengan t-test, melalui bantuan komputer program SPSSPC+.
Hasil penelitian ini ménunjukkan tidak adanya perbedaan konsep diri dan harga diri antara antara kedua kelompok guru tersebut. Keduanya mendeskripsikan dirinya sebagai pembimbing yang baik serta sama-sama menyukai dirinya. Perbedaan antara kedua kelompok itu terletak pada nilai mereka tentang peran sebagai pembimbing. Guru sekolah tidak rawan masalah memiliki nilai yang menunjukkan bahwa sebagai guru mereka perlu melaksanakan bimbingan. Sedangkan guru sekolah rawan masalah memiliki nilai yang menunjukkan bahwa bimbingan bukan hal penting untuk mereka perhatikan dan lakukan.
Bagi guru-guru sekolah rawan masalah, dengan pelaksanaan bimbingan yang cenderung kurang, ternyata mereka mendeskripsikan dirinya sebagai pembimbing yang baik. Namun karena nilai mereka menunjukkan bahwa bimbingan bukan hal penting yang perlu mereka lakukan, maka ada kemungkinan dengan apa yang mereka lakukan tersebut, mereka sudah merasa menjadi pembimbing yang baik dan merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya itu.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis lebih menyarankan pada perlunya guru melakukan introspeksi diri, yang bertujuan agar guru lebih menyadari akan pentingnya pelaksanaan bimbingan serta lebih menyadari apa yang mereka lakukan masih belum mencukupi. Dari sini diharapkan berkembang nilai-nilai yang mendukung perlunya pelaksanaan bimbingan, khususnya pada guru-guru bidang studi.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada penelitian serupa, penulis menyarankan dipergunakannya jumlah subyek yang lebih besar serta mempergunakan tehnik wawancara dalam pengumpulan datanya. Dan untuk memperkaya informasi tentang masalah bimbingan oleh guru ini, ada baiknya dipergunakan patokan selain perkelahian pelajar sebagai indikator banyaknya siswa bermasalah yang membutuhkan bimbingan dalam satu sekolah.

 File Digital: 1

Shelf
 S2922-Masdalipah N.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S2922
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : x, 92 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2922 14-19-204739098 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287073
Cover