ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayinya. Pentingnya pemberian ASI dalam pola makanan bayi sudah tidak diragukan lagi. Pemberian ASI mempunyai banyak manfaat yang lebih secara fisiologis dan psikologis bagi bayi dan ibu dari pada memberi susu formula. Antara lain seperti, mengandung kandungan nutrisi yang dibutuhkan bayi bagi pertumbuhan dan perkembangannya, memberikan kekebalan yang lebih bagi tubuh bayi, ekonomis dan praktis dalam pemberiannya. Di samping itu, dapat membantu terbentuknya kelekatan atau attachment antara kedua belah pihak (ibu dan bayi).
Oleh karena itu dianjurkan kepada para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif (memberi ASI saja) minimal 4 bulan, bisa diteruskan sampai 6 bulan. Walaupun ASI lebih unggul dari pada susu formula, kenyataan menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif masih sedikit. Di Indonesia, presentasi 'pemberian ASI eksklusif termasuk rendah dan peningkatannya pun tidak tinggi, yaitu 36% di tahun 1986, tahun 1993 berjumlah 48%, kemudian menjadi 52% pada tahun 1997 (Survei Demografi Kesehatan Indonesia dalam Pratomo, 1999).
Masalah yang dihadapi oleh ibu, baik dari bayi, lingkungan sosial maupun dari faktor ibu sendiri dapat mempengaruhi motivasi dan eksklusifitas dari pemberian ASI (Suradi, 1993). Pada kenyataannya melaksanakan tugas tersebut tidak mudah. Hal ini terutama dirasakan oleh ibu yang bekerja. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Belsky (1985), bahwa pengasuhan anak yang dilakukan ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor , diantaranya adalah pekerjaan. Pada Ibu yang bekerja, waktu untuk bayi lebih terbatas jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, demikian pula kesempatan untuk menyusui atau memberikan ASI.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi pemberian ASI pada ibu-ibu yang bekerja. Penelitian ini dilakukan dengan mewancarai 4 orang ibu bekerja yang menyusui bayinya. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan kasus tipikal dengan karakteristik ibu yang bekerja dan berpendidikan minimal Sarjana (SI), serta memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan menyusui atau memberikan ASI ditunjang oleh beberapa faktor yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu faktor ibu, anak dan lingkungan sosial. Walaupun ibu mempunyai motivasi yang tinggi untuk memberikan ASI secara eksklusif tetapi tidak didukung oleh faktor-faktor tersebut maka proses pemberian ASI menjadi terhambat dan menyebabkan menurunnya motivasi ibu sehingga ia lebih cepat memberikan susu formula kepada bayi.
Dalam upaya membantu ibu agar memberikan ASI eksklusif sesuai dengan anjuran maka disarankan kepada ibu untuk melengkapi dirinya dengan informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai ASI, seperti tata laksana pemberian ASI, cara memompa dan menyimpan ASI. Di samping itu, sebaiknya lingkungan sosial, seperti keluarga, teman, kantor, petugas kesehatan, dan seterusnya, sturut mendukung ibu bekerja yang menyusui dengan memberikan segala bantuan yang perlukan sehingga mempermudah dan memberi peluang padanya untuk memberikan ASI secara eksklusif.