ABSTRAKDiabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis yang saat ini sedang
berkembang pesat di kota-kota besar, seperti Jakarta, akibat pengaruh pola hidup
yang kurang sehat dan gerak yang kurang. Penyakit ini sangat membahayakan
karena dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan pada berbagai organ
tubuh. Untungnya, penderita diabetes dapat menghindari komplikasi-komplikasi
tersebut dengan mengikuti perawatan yang disarankan oleh dokter, termasuk
mengkonsumsi obat, melakukan diet yang ketat, olah raga yang rutin, dan
memonitor kadar gula darah sendiri. Namun, banyak di antara penderita diabetes
yang tidak mentaati saran-saran tersebut, dimana mereka secara sengaja
mengabaikan, lupa, atau salah mengerti saran yang diberikan dokter (DiMatteo,
1991). Ketaatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dikelompokkan menjadi
faktor penderita, faktor dokter, dan faktor penyakit.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk lebih mengerti fenomena ini. Salah satu
cara mengerti ketaatan adalah dengan melihat penilaian penderita. Model yang
telah lama digunakan untuk menjelaskan tingkah laku kesehatan, dengan berfokus
pada penilaian penderita adalah health belief model (HB M). Model ini terdiri dari
empat persepsi yang mempengaruhi tingkah laku kesehatan penderita, yaitu
perceived susceptibilty (persepsi tentang kemungkinan dirinya mengembangkan
masalah kesehatan), perceived severity (persepsi akan keseriusan masalah
kesehatan, termasuk konsekuensi dari masalah tersebut), perceived benefits
(persepsi tentang keuntungan dari tingkah laku kesehatan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah kesehatan), dan perceived barriers (persepsi akan
kerugian dari tingkah laku kesehatan). Selain itu, terdapat sumber informasi (cues
to action) yang memberi isyarat bagi penderita untuk melakukan tindakan
tersebut, seperti dokter dan keluarga (Smet, 1994).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ketaatan yang ada pada penderita diabetes
tipe dua, dari sudut health belief model. Penelitian ini melihat persepsi dan sumber
informasi apa yang mendorong penderita diabetes untuk mentaati saran-saran
dokter. Penelitian dilakukan terhadap penderita yang berada pada kelompok usia
pertengahan, karena pada usia inilah seseorang mempunyai resiko paling besar
untuk mengidap penyakit diabetes tipe dua (Sarafino, 1998).
Penelitian ini melibatkan 78 penderita diabetes yang dapat dihubungi di beberapa
Rumah Sakit di Jakarta. Kepada masing-masing subyek diberikan dua buah alat ukur berupa kuesioner, yaitu alat ukur health belief model, dan alat ukur ketaatan.
Alat ukur health belief model yang dipakai dalam penelitian ini, dibuat
berdasarkan beberapa penelitian health belief model yang telah dilakukan
sebelumnya. Sedangkan, alat ukur ketaatan dimodifikasi berdasarkan alat yang
digunakan Kneck (2000) dalam penelitiannya. Untuk menjawab permasalahan
penelitian, dilakukan analisis terhadap data penelitian dengan menggunakan t test
for uncorrelated means.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak penderita diabetes yang taat
daripada yang tidak taat. Penderita diabetes terdorong untuk mentaati saran-saran
dokter karena ia yakin bahwa komplikasi diabetes dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi serius (perceived severity), dan karena yakin bahwa ia akan
mendapatkan berbagai keuntungan dengan mentaati saran-saran dokter (perceived
benefits). Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa dokter, rumah sakit, dan
perkumpulan diabetes, merupakan sumber informasi yang memberi isyarat bagi
penderita diabetes untuk mengikuti saran-saran tersebut guna menghindari
komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi (cues to action).
Untuk penelitian selanjutnya pada topik yang sama, disarankan agar melakukan
penyempurnaan terhadap alat ukur yang telah digunakan dalam penelitian ini.
Pada alat ukur health belief model pada perceived benefits, dan perceived barriers
disarankan untuk melakukan elisitasi dan menambahkan item untuk meningkatkan
validitas dan reliabilitas kedua bagian tersebut. Pengukuran ketaatan juga akan
lebih baik jika dilakukan menggunakan alat ukur yang lebih detail, sehingga dapat
lebih menggali ketaatan penderita diabetes yang sebenarnya. Selain itu, untuk
memperkaya pengetahuan tentang ketaatan, penelitian lebih lanjut diharapkan
dapat meneliti hasil yang ditemukan berkaitan dengan gambaran umum subyek.