ABSTRAKUntuk meningkatkan profesionalisme Polri, pimpinan Polri berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggotanya melalui pendidikan,
terutama pendidikan yang bersifat akademis. Untuk itu pimpinan Polri
memberikan kesempatan pada anggotanya untuk melaksanakan pendidikan di
Perguruan Tinggi. Anggota Polri yang melaksanakan pendidikan di Perguruan
Tinggi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anggota Polri yang
melaksanakan tugas belajar dan anggota Polri yang mendapatkan ijin belajar dari
pimpinan Polri. Masing-masing kelompok tentu mempunyai motivasi meraih
sukses dan motivasi menghindari kegagalan yang berbeda-beda dalam
melaksanakan belajarnya, karena kedua kelompok tersebut mendapatkan tugas
dan perlakuan yang berbeda dari pimpinannya
Dalam kaitan itu semua, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan meraih
sukses dan kecenderungan menghindari kegagalan anggota Polri yang
melaksanakan tugas belajar dan ijin belajar di Perguruan Tinggi.
Penelitian ini mengunakan sampel sebanyak 70 orang, dengan perincian
35 orang dari anggota Polri tugas belajar dan 35 orang lainnya dari anggota Polri
yang ijin belajar. Pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner skala kecenderungan
berprestasi yang terdiri dari motif meraih sukses dan motif menghindari kegagalan
yang diadaptasi dari Mehrabian dan ditambah beberapa item hasil elisitasi.
Pengolahan data dengan menggunakan analisis mean dan t-test.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi meraih sukses antara
anggota Polri yang melaksanakan tugas belajar dan anggota Polri yang ijin belajar
berbeda secara signifikan, yaitu lebih tinggi anggota Polri yang melaksanakan
tugas belajar. Demikian pula dengan motivasi menghindari kegagalannya.
Dengan hasil yang demikian, penelitian ini memberikan gambaran bahwa
motivasi meraih sukses dan motivasi menghindari kegagalan anggota Polri yang
tugas belajar dan anggota Polri yang ijin belajar berbeda secara signifikan.
Perbedaan tersebut dipengaruhi antara lain oleh faktor perbedaan tugas dan
perbedaan perlakuan yang diterima kedua kelompok tersebut.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan pendekatan
gabungan antara kualitatif dan kuantitatif, agar diperoleh data yang lebih
mendalam, sehingga hasil penelitian lebih sempurna.