Permasalahan remaja, baik yang berdampak buruk terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya, tenis mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan adanya kekhasan karakteristik perkembangan remaja yang menipakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini, seorang remaja diharapkan mampu memenuhi tugas perkembangan yang ada dan menyelesaikan konflik dalam beberapa aspek hidupnya agar mampu mencapai keseimbangan psikologis dan membentuk jati diri yang utuh. Salah satu aspek tersebut, yang sekaligus mampu membimbing aspek-aspek lain dalam perkembangan remaja adalah aspek ideologi yang diantaranya berupa agama.
Penelitian ini bertujuan unuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami remaja beserta faktor-faktor yang berperan di dalamnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga atau pihak-pihak yang telah dan akan melakukan bimbingan atau intervensi lainnya dalam rangka membantu perkembangan remaja, khususnya pada aspek agama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subyek sebanyak 4 orang siswa kelas 2 dan kelas 3 SMU, dalam rentang usia 16-17 tahun, yang beragama Islam. Alasan pemilihan tersebut adalah untuk memperkecil rentang usia dan mendapatkan kesamaan latar belakang agama antar subyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keberagamaan yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini (lebih dari dua orang) adalah religious awakening (peningkatan keberagamaan), religious douht (keraguan beragama) dan changes in religious beliefs (perubahan dalam keyakinan beragama). Sedangkan changes in religious observances (perubahan dalam ritual agama) terlihat secara jelas hanya pada 1 subjek dan increase in religious tolerance (peningkatan toleransi beragama) muncul pada 2 orang subjek. Adapun faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan keberagamaan, yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, keluarga (bagian dari faktor sosial), dan faktor personal. Sedangkan peer (teman sebaya), sekolah dan budaya sebagai bagian lain dari faktor sosial hanya berperan bagi 1 atau 2 subjek. Begitupun halnya dengan peran dari pengalaman maupun kebutuhan-kebutuhan yang tidak teipenuhi.
Penelitian ini akan lebih baik dan lebih kaya hasilnya jika ruang lingkup penelitian diperluas, misalnya latar belakang agama yang lebih heterogen. Selain itu, rentang usia yang beragam yaitu remaja awal dan remaja akhir juga dapat dilakukan untuk mendapatkan perbandingan mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami beserta faktor-faktor yang berperan dalam di dalamnya.