Perkembangan olahraga di Indonesia mengalami keterpurukan selama dua
dekade ini, malahan cabang olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa
Indonesia, khususnya bulutangkis, juga mengalami kemunduran yang sangat
memprihatinkan dan mengecewakan banyak pihak. Banyak kritik yang telah
dilontarkan terhadap pembinaan atlet, salah satunya adalah yang berkaitan dengan
pembinaan faktor non-teknis atau faktor psikologis. Masalah yang banyak
dipersoalkan adalah pembinaan oleh coach yang berada front terdepan dalam
hubungannya dengan atlet secara langsung.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan atlet
dan coach, khususnya di cabang olahraga baseball dan softball, dimana persepsi atlet
tehadap perilaku coach sebagai objek utama dibandingkan dengan persepsi coach
terhadap perilaku dirinya sendiri. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan skala persepsi (metode Likert) dengan pilihan lima
skor, dan untuk melengkapi analisis dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif.
Sasaran dari pembahasan dikhususkan pada persepsi terhadap aspek kepribadian
(personality) coach dengan merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Percival
(1971) dengan dimensi general attitude, coachingphilospohy, mannerism, mood level
dan leadership, dan mengacu design penelitian yang dibuat oleh Program
Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Superior Coaching / Alhlete
Practices..
Hasil penelitian, dengan responden atlet dan coach dari team baseball dan softball daerah (delapan team, dengan C\atlet=\ 11, dan Ncoac/?=21) yang
dipersiapkan untuk pertandingan Pra-PON 2004, menunjukkan bahwa antara persepsi
atlet dan persepsi coach mempunyai ketidaksamaan atau perbedaan yang besar.
Meskipun coach secara wajar bisa dimengerti akan mempersepsikan dirinya sendiri
lebih tinggi dari persepsi atlet terhadap dirinya, tetapi adanya perbedaan (gap,
discrepancy) tersebut bisa mengarahkan adanya ketidakcocokan (incompatibility)
dalam hubungan atlet dan coach. Incomptabiliy akan menganggu jalannya pembinaan
dan bisa berakibat kegagalan atlet dalam meriah prestasi. Dengan menganalisis item
pernyataan di setiap dimensi akan dapat diketahui intervensi macam apa yang bisa
diprogramkan untuk melakukan perubahan terhadap perilaku coach.