ABSTRAKSebagai seorang prajurit TNI AL khususnya Korps Marinir yang sedang
mendapat tugas di daerah konflik di Nanggroe Aceh Darussalam, banyak sekali
konsekuensi yang harus dihadapi. Konsekuensi negatif yang mereka hadapi selama
bertugas di daerah konflik berpotensi menimbulkan stres, sehubungan dengan tugas
mereka dalam menjaga stabilitas dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesi
dari ancaman Gerombolan Sparatis Aceh. Tugas dan tanggungjawab mereka sebagai
seorang prajurit dituntut untuk selalu sigap dan tanggap terhadap segala kemungkinan
yang terjadi di lapangan. Tugas dan tanggungjawab yang berat di tambah lagi dengan
medan tugas yang rawan dan cukup silit membuat para prajuri cukup rentan terhadap
terjadinya stres, Penelitian ini lebih difokuskan pada kondisi yang dapat
menimbulkan stres atau penyebab timbulnya stres (stressor).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres anggota prajurit Korps
Marinir selama bertugas di daerah konflik di NAD. Penelitian ini dilakukan di
Brigede 2 Marinir Cilandak dengan sampel anggota Maririr yang baru pulang dari
penugasan di NAD. Pada penelitian ini jenis sumber stres yang digunakan sebagai
dasar dalam pembuatan alat ukur adalah pembagian jenis sumber stres menurut
Sarafino (1994). Sumber stres menurut Sarafino tersebut terbagi atas tigas jenis,
yakni sumber stres yang berasal dari diri sendiri, keluarga dan komunitas dan
masyarakat (lingkungan).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata sumber
stres yang berasal dari diri sendiri dan keluarga yang potensial menimbulkan stres
dibandingkan dengan sumber stres yang berasal lingkungan. Perbedaan yang
signifikan terjadi pada l.o.s. 0.05 pada anggota Marinir yang sudah menikah dan pada
mereka yang bertempat tinggal di luar kesatuan (kontrak) dan yang tinggal di rumah
dinas. Sumber stres dari keluarga pada anggota yang sudah menikah lebih besar
dibandingkan dengan anggota yang belum menikah. Hal ini disebabkan karena beban
keluarga yang ditanggung oleh mereka yang sudah menikah lebih besar. Dari
penelitian ini juga ditemukan perbedaan yang signifikan pada anggota yang
bertempat tinggal di rumah dinas dan yang tinggal di luar kesatuan (kontrak). Sumber
stres yang terjadi pada kedua kelompok ini lebih potensial terjadi dibandingkan
dengan anggota Marinir yang belum menikah (tidur dalam) dan anggota yang
bertempat tinggal di rumah sendiri. Hal ini dikarenakan anggota yang tinggal di
rumah dinas dan yang kontrak mempunyai beban yang lebih besar dibandingkan
dengan anggota yang tidur dalam dan yang tinggal dirumah sendiri.