ABSTRAKKekerasan merupakan wacana yang sudah sangat umum belakangan ini.
Balikan di dalam keluarga, yang seharusnya menyediakan rasa aman bagi para
anggotanya, pun dapat menjadi tempat yang paling tidak aman. Kasus kekerasan
dalam rumah tangga yang disebut juga kekerasan domestik ini tidaklah sedikit
jumlahnya, walaupun pada kenyataannya hal ini seringkah dipungkiri. Kekerasan
domestik banyak dialami oleh wanita. Kekerasan domestik yang terjadi dapat
berupa kekerasan fisik, finansial, seksual, maupun emosional dan psikologis. Di
dalam keluarga wanita berperan sebagai istri dan sebagai ibu. Wanita sebagai ibu,
memiliki fungsi penting dalam melakukan pengasuhan anak. Ibu adalah primary
care giver bagi anak. Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah, apalagi bila
harus ditambah dengan tekanan berupa perilaku kekerasan dari orang yang
seharusnya paling memberikan dukungan. Oleh karena itu penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat gambaran parenting style yang dikembangkan ibu,
dalam konteks dimana ibu menjadi korban kekerasan domestik. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, melalui metode wawancara
mendalam. Subjek penelitian adalah tiga orang ibu yang menjadi korban
kekerasan domestik
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang
menyangkut konteks kekerasan, dalam hal ini kekerasan domestik; teori
parenting; teori molhering\ teori parenting style.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa dari tiga subjek, dua
subjek mengembangkan parenting style jenis authoritative / authoritative
reciprocal (democratic), dan satu subjek lainnya mengembangkan parenting style
jenis authoritarian / authoritarian power assertive (autocratic). Kekerasan
domestik yang dialami para subjek diakui merupakan tekanan yang sangat berat
dan berpengaruh pada subjek, termasuk dalam hal mengasuh anak. Namun
tampak adanya perbedaan jenis parenting style yang dikembangkan. Hal ini
dikarenakan faktor karakteristik subjek sebagai ibu, dan karakteristik anak yang diasuh terlihat memiliki pengaruh yang lebih besar dalam menentukan perilaku
pengasuhan seperti apa yang dikembangkan oleh ibu. Tekanan lain yang cukup
signifikan dirasakan oleh para subjek adalah masalah finansial. Para subjek jelas
sangat membutuhkan dukungan. Dukungan dapat berupa dukungan langsung
maupun dukungan tidak langsung. Keluarga luas tampak cukup berperan dalam
memberikan dukungan bagi para subjek.
Melakukan observasi dalam setting sehari-hari terhadap interaksi dan
perilaku pengasuhan ibu sangat disarankan, untuk mendapatkan konfirmasi
terhadap hasil wawancara dan memperkaya data.