ABSTRAKMasa remaja merupakan masa untuk bertumbuh kembang (grow up), untuk
bergerak dari ketidakmatangan masa kanak-kanak ke kematangan masa dewasa, dan
untuk mempersiapkan masa depan (Larson dalam Steinberg, 2002). Transisi ini membuat
remaja mengalami konflik Identity Crisis versus Identity Confusion (Erikson dalam
Papalia, Olds, & Fsldman, 2001). Pencarian identitas pada remaja merupakan salah satu
penyebab remaja mengalami derita loneliness (Mijuskovic dalam Rice, 1990). Satu hal
yang memicu kemunculan loneliness adalah karakteristik personal (Peplau & Perlman,
1982). Ipdividu yang menderita loneliness dikatakan sebagai pemalu, introvert, kurang
mau mengambil resiko sosial, dan kurang memiliki keahlian sosial (Peplau & Perlman,
1982).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara loneliness dan
komponen tipe kepribadian pada remaja akhir. Komponen tipe kepribadian yang dibahas
dalam penelitian ini berdasarkan kerangka teori dari Cari Gustav Jung dan Isabel Briggs-
Mycs & Katharine Briggs.
Teori-teori yang dijadikan dasar penelitian adalah teori remaja, teori loneliness,
dan teori kepribadian Jung serta Myers dan Briggs. Selain itu dibahas pula mengenai
hubungan remaja dengan loneliness dan hubungan tipe kepribadian dengan loneliness.
Subjek penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi tingkat pertama yang saat
penelitian dilakukan merupakan angkatan 2003. Usia subjek ditetapkan antara 18 tahun
hingga 20 tahun sesuai dengan rentang usia kelompok remaja akhir. Subjek beijumlah
103 orang dan berasal dari berbagai fakultas pada Universitas Indonesia, Universitas
Gunadarma, dan Universitas Pancasila.
Penelitian ini menggunakan dua macam alat ukur sebagai alat pengumpul data,
yaitu Inventori Tipe Kepribadian yang merupakan adapatasi dari Myers-Briggs Type
Indicator Form M Self-Scorable dan skala loneliness yang merupakan adaptasi dari The
Revised UCLA Loneliness Scale versi 2 (1980) dari Daniel Russell, Letitia Peplau, dan
Carolyn Culrona. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan skor tiap komponen
kepribadian subjek. Setelah itu dilakukan penghitungan korelasi skor loneliness dan skor
tiap komponen tipe kepribadian. Teknik korelasi yang digunakan adalah pearson produet
moment.
Sebagian besar subjek (92.2%) memiliki tingkat loneliness rendah (skor 20-49).
Hasil yang diperoleh dari perhitungan korelasi untuk skor loneliness dan skor komponen
tipe kepribadian menunjukkan hubungan yang signifikan untuk komponen Extraversion
(r =-0.477) dan komponen Introversion (r = 0.477) pada los 0.01. Analisis hasil tambahan
yang dilakukan untuk mencari perbedaan mean skor loneliness pada subjek perempuan
dan laki-laki dengan pengujian independent sample test menemukan terdapat perbedaan
mean antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa komponen tipe kepribadian
memiliki hubungan yang signifikan dengan loneliness. Disarankan agar melakukan
penelitian dengan alokasi waktu lebih panjang dan dengan jumlah subjek yang lebih
banyak. Pengalihbahasaan alat ukur agar dilakukan dengan lebih hati-hati. Perlu
dilakukan konstruksi ulang pada Inventori Tipe Kepribadian.