Konsep diri merupakan hal yang penting artinya bagi kehidupan seseorang karena konsep diri menentukan bagaimana seseorang bertindak dalam berbagai situasi. Melalui pemahaman mengenai konsep diri maka tindakan seseorang lebih mudah untuk dipahami. Fitts (1971) menyebutkan bahwa konsep diri adalah suatu konstruk sentral untuk memahami manusia dan tingkah lakunya.
Konsep diri juga berkaitan dengan penilaian diri pribadi sesuai dengan peran yang dibawakannya dalam masyarakat. Peran tersebut sangat beragam, apakah ia sebagai orang tua dari anak-anaknya, seorang wanita yang berperan sebagai isteri, dan sebagainya. Individu juga menilai diri sendiri dari segi kepribadiannya, apakah ia merasa sebagai orang yang jujur, simpatik atau justru sebaliknya.
Masa dewasa muda adalah masa dimana individu mulai membangun pondasi bagi kehidupan mereka selanjutnya. Seseorang diharapkan telah merefleksikan pengalaman-pengalaman sepanjang masa hidup sebelumnya dan mulai membentuk tujuan-tujuan hidup yang diharapkan bagi kehidupan selanjutnya. Mereka mempelajari kemampuan dalam pengambilan keputusan, pemahaman akan nilai-nilai serta tanggung jawab baru.
Salah satu tanggung jawab dan keputusan yang harus mereka ambil adalah membangun hubungan intim, memilih pasangan hidup serta mengambil keputusan untuk masuk kedalam perkawinan. Mereka dituntut untuk menyiapkan diri bagi kehidupan berkeluarga. (Tumer & Helms; Zanden, 1993).
Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Femina No.27/XXX tahun 2002 terhadap 200 responden tentang pandangan terhadap wanita yang bersedia menjadi isteri kedua dengan perincian persentase sebesar 51% yang pro dan mendukung menjadi isteri kedua, 43% yang kontra, 1% menjawab tidak tahu dan 5% responden tidak menjawab.
Peneliti ingin melihat seberapa baik gambaran konsep diri perempuan dewasa muda dalam perkawinan poligini berdasarkan 4 aspek konsep diri dari Fitts yaitu aspek pertahanan diri, aspek penghargaan diri, aspek integrasi diri dan aspek kepercayaan diri sehingga mereka dapat bertahan dengan kehidupan dipoligini oleh suaminya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus, menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai pendukung pada 4 subjek perempuan dewasa muda yang dipoligini yang terdiri dari isteri pertama dan isteri kedua dari 2 pasangan suami isteri untuk melihat perbedaan konsep diri sebelum dan sesudah perkawinan poligini antara isteri pertama dengan isteri kedua.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ke 4 orang subjek mempunyai konsep diri yang baik yang meliputi aspek pertahanan diri, aspek penghargaan diri, aspek integrasi diri dan aspek kepercayaan diri yang masingmasing tergolong baik.