Perubahan terjadi di segala aspek kehidupan dan berlangsung dengan cepat sehingga mengakibatkan keharusan setiap yang menghadapi perubahan untuk dapat beradaptasi agar tidak ketinggalan dalam dinamika perubahan itu sendiri. Terjadinya banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan merupakan dampak dari era reformasi yang sedang bergulir di Indonesia. Salah satu bentuk perubahan dalam kehidupan kenegaraan diantaranya adalah perubahan kebijakan pemerintah Hal ini membawa sebuah pembahan pada pola manajemen pendidikan di Indonesia. Manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini telah dilaksanakan berubah menjadi manajemen berbasis sekolah (MBS). Pembahan pada manajemen pendidikan ini membawa dampak pembahan pada sekolah yang merupakan penyelenggara urusan pendidikan.
Manusia adalah pemeran utama dalam perubahan karena hanya manusia yang dapat membuat sebuah perubahan dan sekaligus terlibat dalam pembahan itu sendiri. Dalam menghadapi perubahan yang ada, masing-masing individu memiliki pilihan sikapnya tersendiri serta berdampak pada efektivitas dari pembahan itu. Keterlibatan serta partisipasi gum dalam pengambilan keputusan organisasi dapat mempengamhi sikapnya terhadap pembahan. Gambaran keterlibatan tersebut merupakan suatu bentuk manajemen partisipatif.
Pengukuran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan kuesioner keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang mengacu pada teori Vroom & Yetton (Yukl, 1994). Sedangkan pengukuran sikap terhadap pembahan organisasi menggunakan kuesioner sikap terhadap pembahan organisasi yang didasarkan pada teori Judson (2000). Selain itu untuk dapat mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari pembentukan sikap terhadap pembahan organisasi disertakan pula kuesioner penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan organisasi dengan mengacu pada teori Galpin (1996).
Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan itu sendiri terdiri dari enam gaya pengambilan keputusan yang lebih spesifik, yaitu : autokratik I, autokratik II, konsultasi I, konsultasi II, delegasi, dan kelompok II. Sedangkan, Sikap terhadap perubahan terdiri dari sikap menerima aktif, menerima pasif, menolak pasif, dan menolak aktif. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan terdiri dari dimensi tahu, mampu dan mau.
Tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara sikap terhadap pembahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan pada sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Lebih jauh lagi, tujuan khusus dari penelitian ini adalah, memperoleh gambaran sikap guru terhadap perubahan, gambaran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, mengetahui penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan, mengetahui dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh pada sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini akan menggunakan metode ex post facto field study dimana penelitian ini dilaksanakan di lapangan saat perubahan organisasi sedang berlangsung. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya, karena telah terbukti valid dan reliabel. Namun perlu penyesuaian kembali dalam item-item yang digunakan karena perbedaan konteks dengan penelitian sebelumnya Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yang merupakan salah satu bentuk dari Teknik non-pnobability sampling, dimana tidak ada jaminan setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi elemen dari sampel. Adapun teknik dalam penentuan responden penelitian adalah dengan incidental sampling.
Berdasarkan pada perhitungan data statistik didapatkan hasil penelitian bahwa tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara sikap terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap guru terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan di sekolah. Gambaran sikap terhadap perubahan secara keseluruhan adalah menerima pasif, artinya pada umumnya guru bersikap tidak peduli dan apatis terhadap perubahan yang terjadi. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan secara umum adalah karena mampu, artinya guru merasa kurang mampu untuk menjalani perubahan serta memenuhi tuntutan dari perubahan tersebut, hal ini berpengaruh pada sikap guru terhadap perubahan dimana guru menerima secara pasif perubahan yang ada. Sedangkan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan didominasi oleh gaya pengambilan keputusan kelompok II, yang artinya guru merasa dilibatkan oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama dalam kelompok.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini berdasarkan pada teori. Faktor yang pertama adalah jenis perubahan yang terjadi pada sampel penelitian, yaitu jenis perubahan pengembangan. Berdasarkan teori yang ada jenis perubahan pengembangan ini tidak dapat langsung diterima oleh karyawan. Selain itu pula, karakteristik sekolah serta peran guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
Penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan dengan pemilihan sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi sekolah negeri yang ada. Selain itu perbaikan-perbaikan alat ukur yang digunakan dalam penelitian serta perlu diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan.