ABSTRAKRemaja merupakan salah satu tahapan perkembangan manusia yang cukup menarik. Pada saat inilah proses penemuan identitas diri menjadi sangat penting. Salah satu komponen penting dari identitas diri adalah jender. Perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional yang cukup drastis membuat tuntutan untuk berperilaku sesuai jender semakin meningkat terutama pada remaja putri.. Tuntutan ini dapat mempengaruhi bidang lain yang cukup penting pada masa ini, yaitu prestasi. Ditandai penurunan prestasi dan sedikitnya remaja putri yang mengambil kelas matematika dan sains sekalipun mereka mengambil, dapat berhenti di tengah jalan.
Salah satu penjelasan dari hal ini adalah fear of success. Konsep yang ditemukan oleh Martina Homer ini menyatakan bahwa perempuan menghindari kesuksesan karena cemas akan konsekuensi yang yang dihadapinya, yaitu kehilangan femininitas (loss of femininity), kehilangan penghargaan sosial (loss of social selfeteem) dan adanya penolakan sosial (social rejection). Ini berlaku jika mereka berada di situasi yang kompetitif dan harus berkompetisi dengan laki-laki. Ternyata, gejala ini juga ditemukan pada remaja putri, terutama mereka yang berada dalam bidang maskulin. Penelitian ini didasari keinginan peneliti untuk melihat fear of success pada remaja di Indonesia, terutama mereka yang bersekolah di SMK. Mengingat streotipe yang ada di masyarakat bahwa SMK dengan junisan yang ada merupakan representasi dari jenis kelamin tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan aspek-aspek fear of success pada siswi yang sekolah di SMK berstreotype maskulin dan siswi di SMK berstreotype feminin.
Penelitian yang bertujuan deskriptif ini melibatkan 116 subyek (52 siswi STM Telkom dan 64 siswi SMEA) dengan teknik pemilihan sampel secara incidenlal. Pengambilan data menggunakan kuesioner fear of success dari Seniati (1991) yang telah diadaptasi sesuai dengan konteks remaja yang akan diolah secara statistik. Hasil penelitian memperlihatkan skor rata-rata fear of success yang dimiliki siswi STM lebih tinggi dibandingkan siswi SMEA meskipun secara keseluruhan derajat fear oj success yang dimiliki kedua kelompok cukup rendah. Berdasarkan skor rata-rata ditemukan bahwa tidak ada perbedaan fear of success yang signifikan antara siswi STM dan siswi SMEA.