ABSTRAKPenelitian ini di latar belakangi oleh maraknya gugatan cerai yang
diajukan oleh perempuan kepada suaminya di tengah budaya patriarki sehingga
peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran peran jender tradisional
pada sikap perempuan yang menggugat cerai suami. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran peran jender tradisional yang ada di masyarakat patriarki
seperti di Indonesia pada sikap perempuan yang menggugat cerai suami.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan subyek tiga
orang perempuan yang telah resmi bercerai dengan cara menggugat cerai
suaminya di Pengadilan Agama. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam dan observasi. Data kemudian dianalisis dan diinterpretasi berdasarkan
tinjauan pustaka yang berkaitan dengan peran jender, agen sosialisasi peran
jender, skema jender dan sikap, perkawinan, perceraian dan gugat cerai.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan peran jender
tradisional yang diterima subyek sejak masa kanak-kanak, berpengaruh besar
terhadap kehidupan perempuan dan dalam menyikapi perkawinan dan
perceraiannya. Dampak selanjutnya dari kegagalan perkawinan dalam kehidupan
perempuan tergantung dari interaksi antara lingkungan, kemampuan kognitif, dan
tingkah laku yang interdependen.
Saran yang dikemukakan pada penelitian ini adalah perlunya penelitianpenelitian
lain dengan tema-tema yang berhubungan dengan peran jender untuk
menyadarkan perempuan dan masyarakat luas mengenai adanya perbedaan
perlakuan jender sehingga dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya.